JAVASATU.COM-GRESIK- Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Provinsi Jawa Timur, Purnomo H M Anshori mengatakan, pengelolaan Desa Wisata bukan hanya menjual tiket wisata tetapi memberdayakan strategi paket wisata. Artinya, pengelolaannya menggunakan cara berkelanjutan.

“Pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan memerlukan keterlibatan seluruh komponen masyarakat desa. Pemberdayaan ini dengan menjual paket wisata, bukan hanya tiket wisata” kata Purnomo Anshori pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD), Model Pengembangan Desa Wisata yang Berkelanjutan Riset Keilmuan LPDP Mandatorty, Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), di Hall Sang Pencerah UMG, Sabtu (12/2/2022).
Dia mencontohkan, dalam kegiatan paket wisata ini meliputi live in, tamasya keliling desa, pengenalan sistem pertanian desa, aktivitas sungai dan siskamling.
Lebih jauh Purnomo memaparkan, pengelolaan wisata dapat dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Namun jika dilakukan oleh Pokdarwis maka tidak dapat pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Maka sebaiknya pengelolaan objek wisata desa dilakukan oleh BUMDesa’ ujar dia.
Untuk pengembangan Purnomo Anshori menyarankan agar arahnya adalah desa wisata bukan wisata desa. Menurut Purnomo perbedaannya cukup menonjol antara kedua bentuk ini.
“Sebab desa wisata harus melibatkan seluruh komponen desa dengan menjual paket wisata bukan tiket wisata. Sehingga pendapatannya lebih besar jika dibandingkan dengan penjualan tiket” paparnya.
Ia menambahkan, beberapa hal yang harus dimiliki oleh pengelola desa wisata adalah something to see, something to do, something to buy, aksebilitas dan amenitas.
“Wisatawan dari Malaysia lebih suka pergi ke Bali dibandingkan dengan Danau Toba karena kesulitan tempat ibadah. Karena untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat jaraknya mencapai puluhan kilo” ungkapnya.
Berkaitan dengan amenitas, tambahnya, adalah tersedianya toilet dan homestay.
“Maka untuk menunjang pelaksanaan kegiatan wisata diperlukan pengelolaan sumber daya manusia dan pemasaran digital” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Budaya Pemuda dan Olah Raga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik, Sutaji Rudy SH MH menyampaikan besarnya potensi wisata desa di Kabupaten Gresik.
“Buktinya, tiga desa wisata di kabupaten Gresik masuk dalam daftar 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI)” ungkap Rudy.
Ketiga desa wisata tersebut dirincikan Rudy, adalah Desa Wisata Kampung Kreasi Sidokumpul, wisata Setigi Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah dan desa Pangkah kulon
Selain itu, dia menyebut, Kabupaten Gresik memiliki Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah sebagai tempat transit burung Pelikan dari Siberia.
“Selain itu, tempat wisata unggulan lainnya adalah kota tua kampung Gresik ada patung Gajah Mungkur yang bangunannya masih asli dan bagus. Dan kampung Kemasan yang bangunannya sejak tahun tahun abad 18” ungkapnya.
Ke depan, dia berujar, bakal mengembangkan objek wisata Pelabuhan Bandar Gresik yang sejak abad ke-11 menjadi jalur pelayaran nasional.
“Pengiriman barang melalui jalur Gresik-Semarang-Batavia-Aceh lalu ke Malaka” jelasnya.
Baca Lainnya: Penganiaya Kucing di Tulungagung Kena Penjara Tiga Bulan
Terakhir Sutaji Rudy menegaskan, untuk berhasil dalam pengembangan wisata maka diperlukan sinergi antara Pokdarwis dengan dunia usaha dan industri. (Bas/Arf)