email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Minggu, 7 Desember 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

OPINI: Malang…TERKENANG, Malang…TERGENANG?

by Redaksi Javasatu
7 Desember 2025
Ilustrasi salah satu ruas jalan di Kota Malang yang tergenang Banjir. (Foto: Dok/Ist)

OPINI

Malang…TERKENANG, Malang…TERGENANG?

Oleh: Haris Wibisono – Arsitek, Urban Designer

Menelusuri penyebab banjir di Kota Malang bukan perkara sederhana. Permasalahan ini sangat kompleks dan tidak bisa hanya dikaitkan dengan sampah. Banjir yang terjadi memiliki hubungan erat dengan perubahan iklim global, curah hujan, dan sifat hujan yang meningkat dari tahun ke tahun, sebagaimana tercatat dalam data BMKG. Perubahan iklim bukanlah dongeng, dampaknya nyata dan faktual.

Dalam konteks studi perkotaan, dua bidang ilmu penting, yakni perencanaan kota (urban planning) dan perancangan kota (urban designing), harus diterapkan secara holistik. Meski memiliki lingkup berbeda, keduanya wajib berjalan sinergis untuk menciptakan kota yang berketahanan.

Berikut beberapa faktor penyebab banjir di Kota Malang:

1. Dampak Pembangunan yang Mengubah Tata Ruang dan Fungsi Lahan

Pembangunan yang tidak terkendali mengubah struktur ruang kota. Kawasan pertanian beralih menjadi perumahan atau bangunan gedung, sehingga tanah resapan berubah menjadi permukaan kedap air. Sungai irigasi kemudian menanggung aliran drainase dari kawasan terbangun. Penyempitan sungai akibat bangunan yang melanggar batas sempadan hingga penutupan sungai dengan bangunan ilegal memperparah kondisi.

Di kawasan hulu, seperti Kota Batu, hulu Sungai Brantas, perubahan hutan menjadi perkebunan sayur dan pertanian juga berdampak besar. Lereng bukit yang ditanami sayuran tidak mampu menahan air hujan. Aliran air langsung mengalir ke sungai dalam volume besar, memicu banjir dan longsor. Beberapa studi menyebut kebun sayur di lereng bukit sebagai kontributor banjir dan longsor.

2. Perubahan Iklim dan Peningkatan Curah Hujan

Data BMKG menunjukkan bahwa sifat hujan di Malang pada tahun 2025 meningkat 115-150 persen. Artinya, curah hujan berada jauh di atas normal dan memberi kontribusi signifikan pada banjir. Ini menjadi bukti bahwa banjir di kota tidak bisa dilepaskan dari faktor atmosfer yang menurunkan intensitas hujan lebih tinggi.

BacaJuga :

Wali Kota Malang Tinjau GASS, Ajak Warga Peduli Lingkungan dan Cegah Banjir

JMSI Malang Raya Dukung Gerakan Kemanusiaan NGALAMALANG untuk Sumatra

3. Sampah di Saluran dan Sungai

Sampah memang ikut menyumbang banjir, tetapi jelas bukan satu-satunya penyebab. Dua faktor besar sebelumnya, yakni, perubahan tata ruang dan peningkatan curah hujan, memiliki pengaruh lebih dominan.

4. Permukiman di Cekungan Topografi

Banyak kawasan padat penduduk di Kota Malang berdiri pada kontur tanah cekung. Secara alami, wilayah cekungan menjadi penadah air dan lebih mudah tergenang. Ketika hujan intens, wilayah semacam ini hampir pasti terdampak.

5. Irigasi Berubah Menjadi Drainase

Saluran air peninggalan Belanda yang semula berfungsi sebagai irigasi pertanian kini berubah menjadi drainase kota yang menampung limpasan dari kawasan terbangun. Ini menjadi faktor dominan penyebab banjir.

Selain itu, saluran air di tepi jalan yang konstruksinya buruk dan minim gril sudetan membuat air tidak cepat mengalir, sehingga menimbulkan genangan.

Dampak Hulu-Hilir: Malang dan Batu Saling Terhubung

Banjir di Kota Malang tidak bisa dilepaskan dari kondisi Kota Batu sebagai hulu Sungai Brantas. Jika tata ruang Batu rusak, maka Malang akan menerima dampak lebih buruk. Sungai Brantas mengalir dari Batu menuju Malang dan bercabang menjadi sungai-sungai irigasi yang masuk ke beberapa kawasan kota. Ketika sifat hujan sudah di atas normal, pembangunan kota juga tidak lagi bisa dilakukan dengan cara-cara normal.

Bahkan saluran yang sudah dihitung kapasitasnya masih kerap jebol, apalagi pembangunan kota yang tidak mempertimbangkan sistem drainase sama sekali.

Karena itu, dalam advise planning yang kini dikenal sebagai KKPR, setiap kavling diwajibkan memiliki sumur resapan air hujan, berbeda dari sumur resapan septictank, untuk mengurangi limpasan dan memberi kesempatan air meresap ke tanah.

Kembali ke Prioritas: Inovasi atau Sekadar Beautifikasi?

Akhirnya, semua kembali pada prioritas pembangunan kota:
Apakah Kota Malang ingin terjebak pada pembangunan beautifikasi visual, atau fokus pada pembangunan substansial yang menyelesaikan masalah perkotaan?

Padahal, salah satu parameter kota metropolitan adalah inovasi teknologi dalam infrastruktur perkotaan. Ketahanan kota (urban resilience) akan terus diuji, terutama di era perubahan iklim.

Air hujan memang turun dari langit. Namun, sungai yang meluap adalah kejujuran air, bahwa ia tidak memiliki jalur alir yang layak. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: BanjirHaris WibisonoKota MalangOpini

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Wali Kota Malang Tinjau GASS, Ajak Warga Peduli Lingkungan dan Cegah Banjir

Kabupaten Pasuruan Seleksi Atlet POPDA Jatim 2026, Diikuti 12 Cabor

JMSI Malang Raya Dukung Gerakan Kemanusiaan NGALAMALANG untuk Sumatra

OPINI: Malang…TERKENANG, Malang…TERGENANG?

Pecah! Ribuan Pelari Taklukkan Lintasan Puskesmas Lawang Running Fest 5K 2025

Lewat KIM Awards, Pemkot Malang Perkuat Literasi Digital Warga

Gen Z Jadi Ujung Tombak Perang Melawan Narkoba di Kabupaten Malang

TNI Bangun Jembatan Gantung 80 Meter di Sukabumi untuk Percepat Akses Warga

Niscala Female Living, Hunian Khusus Perempuan Pertama dan Terbesar di Malang

JMSI Bantu Korban Banjir Bandang di Aceh

Prev Next

POPULER HARI INI

Pecah! Ribuan Pelari Taklukkan Lintasan Puskesmas Lawang Running Fest 5K 2025

Niscala Female Living, Hunian Khusus Perempuan Pertama dan Terbesar di Malang

300 Pelajar Blitar Ikuti Persami KKRI di Yonif 511/DY, Pangdam Tekankan Disiplin dan Bela Negara

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

Gus Thoriq Serahkan Tongkat Zaitun ke Gus Kikin, Harap Konflik PBNU Segera Islah

BERITA LAINNYA

Kabupaten Pasuruan Seleksi Atlet POPDA Jatim 2026, Diikuti 12 Cabor

TNI Bangun Jembatan Gantung 80 Meter di Sukabumi untuk Percepat Akses Warga

JMSI Bantu Korban Banjir Bandang di Aceh

Aice Got You Surabaya Meriah, Ratusan Peserta Unjuk Aksi

300 Pelajar Blitar Ikuti Persami KKRI di Yonif 511/DY, Pangdam Tekankan Disiplin dan Bela Negara

Listrik Sumbar Pulih 100%, Agam Jadi Daerah Terakhir Menyala Pascabanjir

200 Hipnoterapis Siap Terjun Pulihkan Mental Korban Bencana Sumatra

Menteri Imipas Gratiskan Paspor Korban Bencana Sumatra Tuai Pujian

BAIS TNI–BNN Tangkap Buronan Internasional Dewi Astutik di Kamboja

Hari Jadi ke-276 Blora, Pemkab Ziarah Makam Bupati Pertama di Tuban

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Sebanyak 139 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat

Karoseri Gunungmas Rambah Segmen Bus, Luncurkan Faz Revolver, Bidik Pasar Nasional

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

Legenda Sepak Bola Malang Raya Gelar Trofeo Tribute Abdulrachman Saleh 2025

STIT Raden Santri Gresik Lantik Pejabat Struktural Baru, YAPIG Dorong Transformasi Kampus

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

%d