email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Selasa, 11 November 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

OPINI: Pahlawan Dulu Melawan Penjajahan, Pahlawan Kini Melawan Keadaan

by Redaksi Javasatu
11 November 2025
Imam S.A.R – Pemerhati Pendidikan. (Foto: Dok. Pribadi/Ist)

OPINI

Pahlawan Dulu Melawan Penjajahan, Pahlawan Kini Melawan Keadaan

Oleh: Imam S.A.R – Pemerhati Pendidikan

Kata “pahlawan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran” atau “pejuang yang gagah berani.” Istilah ini juga merujuk pada seseorang yang berjasa bagi bangsa dan negara dengan rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa demi kepentingan masyarakat luas.

Para pahlawan kemerdekaan dahulu tidak pernah memikirkan gaji atau tunjangan dalam melawan penjajah. Mereka rela berpisah dari keluarga, bahkan mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Republik Indonesia. Semangat juang dan keberanian mereka menjadi bara api yang menyala untuk menegakkan harga diri bangsa.

Makna Peringatan Hari Pahlawan

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 yang mengangkat tema “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan” seharusnya tidak hanya menjadi seremonial tahunan. Lebih dari itu, momentum ini mesti menjadi bahan introspeksi bagi generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

Semangat kepahlawanan lahir dari peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya. Saat itu, arek-arek Suroboyo dengan keberanian luar biasa melawan pasukan Sekutu yang hendak kembali menjajah Indonesia. Di bawah komando Bung Tomo, pekikan “Allahu Akbar!” menggema, membakar semangat rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan, termasuk setelah tewasnya Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945.

Polemik Gelar Pahlawan dan Nilai yang Kian Pudar

Menariknya, setiap tahun selalu muncul polemik terkait pemberian gelar pahlawan nasional. Tahun 2025 pun tak lepas dari pro dan kontra mengenai sepuluh tokoh yang diusulkan. Meski tujuannya mulia, penghargaan ini sering kali terseret nuansa politis.

Sejarah mencatat, Bung Tomo baru mendapat gelar pahlawan pada tahun 2009, atau 28 tahun setelah wafatnya pada 7 Oktober 1981. Padahal, kiprah dan perannya dalam pertempuran Surabaya merupakan fakta sejarah yang tak terbantahkan.

BacaJuga :

Hari Pahlawan, 1.000 Pohon Durian Ditanam di Kota Malang, Dipersembahkan untuk Anak Cucu

Wali Kota Malang Main Ludruk di TMII, Dukung Pelestarian Budaya Lokal

Kini, banyak pejabat yang mengklaim diri sebagai “pahlawan” lewat jabatan mentereng, namun perilakunya jauh dari nilai-nilai kepahlawanan. Sementara di sisi lain, jutaan rakyat justru menjadi “pahlawan kehidupan”, berjuang setiap hari demi keluarga, di tengah ekonomi yang fluktuatif dan birokrasi yang keras bak tembok batu.

Penjajahan Gaya Baru

Penjajahan masa kini bukan lagi datang dari bangsa asing bersenjata, melainkan menjelma dalam bentuk penjajahan moral, budaya, ekonomi, sosial, dan ideologi. Bahkan, seperti yang pernah diingatkan Presiden Soekarno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Oleh karena itu, semangat “Hubbul Wathan Minal Iman”, cinta tanah air sebagian dari iman perlu terus ditanamkan. Meski bukan hadits, makna kalimat ini mengandung ajakan untuk menjaga dan merawat tanah air sebagai bagian dari keimanan dan tanggung jawab kebangsaan.

Menjadi Pahlawan di Tengah Keadaan

Kini, perjuangan terbesar adalah melawan keadaan. Masyarakat kecil terus berjuang di tengah tekanan ekonomi dan kebijakan yang sering kali tidak berpihak. Namun semangat tak boleh padam. Harapan harus tetap tumbuh seperti embun yang menyejukkan tekad di ladang keyakinan.

Rakyat menanti hadirnya pahlawan baru, bukan dengan senjata, tetapi dengan kebijakan yang menyejahterakan dan ekonomi yang menenangkan. Janji “mari kaya bersama-sama” dari pejabat publik semoga tak berhenti pada slogan. Sebab, di balik ucapan dan kebijakan, rakyat menunggu bukti nyata, bukan sekadar mimpi yang menguap di udara.

Peringatan Hari Pahlawan tahun ini seharusnya menjadi pengingat bahwa nilai dan semangat para pahlawan tidak boleh pudar. Justru harus menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk berjuang dengan caranya sendiri dalam mengisi kemerdekaan.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 95:

“Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (tidak ikut berjuang) tanpa uzur dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk tanpa halangan…”

Ayat ini mengajarkan bahwa berjuang bukan sekadar niat, melainkan totalitas pengorbanan, yakni dengan jiwa, raga, dan kemampuan terbaik. Karena perubahan tak lahir dari angan-angan, melainkan dari tekad dan aksi nyata.


Tentang Penulis: Imam S.A.R adalah pemerhati pendidikan dan penulis opini sosial. Aktif menulis gagasan seputar pendidikan, kebangsaan, dan nilai-nilai keislaman.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Hari PahlawanImam SAROpini

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Sidang Dugaan Penganiayaan di Malang, Adu Klaim Soal Perbedaan Keterangan Korban

OPINI: Pahlawan Dulu Melawan Penjajahan, Pahlawan Kini Melawan Keadaan

ADVERTISEMENT

Sepekan Pencarian, Jasad Ibu Hanyut di Malang Ditemukan di Banyuwangi, Anaknya Masih Hilang

GEMAPATAS Gresik, Simbol Hadirnya Negara Menjamin Kepastian Hukum Tanah Rakyat

BPN Jatim Canangkan GEMAPATAS, Akselerasi Menuju Jawa Timur Lengkap 2027

Prev Next

POPULER HARI INI

Gerakan Wakaf Indonesia Ubah Tanah Wakaf Jadi Kebun Pisang Produktif di Tuban

Mahasiswi Indonesia Dapat Pekerjaan Remote di Malaysia Berkat Bootcamp Desain Grafis

Masjid Darussalam Banjararum Gelar Pengajian Peringati Hari Santri dan Hari Pahlawan 2025

OPINI: Pahlawan Dulu Melawan Penjajahan, Pahlawan Kini Melawan Keadaan

BRI Dirikan Pusat Wirausaha Disabilitas di UNIPAR Jember, Dorong Kemandirian Ekonomi Inklusif

BERITA LAINNYA

RSUD Setjonegoro Wonosobo Hadirkan Alat BIA Canggih untuk Ukur Komposisi Tubuh Secara Akurat

Presiden Prabowo Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 10 Tokoh Lintas Generasi

Mabes TNI Peringati Hari Pahlawan, Ajak Prajurit Jaga Semangat Juang

Mahasiswi Indonesia Dapat Pekerjaan Remote di Malaysia Berkat Bootcamp Desain Grafis

BRI Dirikan Pusat Wirausaha Disabilitas di UNIPAR Jember, Dorong Kemandirian Ekonomi Inklusif

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Bambang Setiya Budi Terpilih Pimpin Himpunan Dapur Mitra Generasi Emas Jawa Tengah

Panglima TNI Mutasi 57 Perwira Tinggi, Dorong Regenerasi dan Penguatan Struktur Komando

FISIP UI Student Nite Festival 2025, Pergelaran Musik Kampus Paling Bergengsi di Indonesia

Gerakan Wakaf Indonesia Ubah Tanah Wakaf Jadi Kebun Pisang Produktif di Tuban

Sengketa Yayasan SMK Turen Memanas, Laporan Polisi YPTT ke Polda Jatim Masuki Babak Baru

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

%d