JAVASATU.COM-MALANG- Pasca terbakar pada Minggu (16/1/2022) silam, Pembangunan pasara Bululawang Kabupaten Malang dibangun menggunakan dana gotong royong.
Menurut Bupati Malang, HM Sanusi, jika di bangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Malang harus melalui beberapa proses yang tentunya memakan waktu cukup panjang. Dan dikhawatirkan pedagang lebih lama tidak jualan.
“Sama sekali tidak ada APBD. Karena ini lebih cepat. Kalau APBD kan harus proses persetujuan, pengajuan ke Dewan, anggaran dan perencanaan. Ini kalau pakai APBD, prosedur penggunaan APBD harus ada,” terang Sanusi usai melakukan peletakan batu pertama perbaikan pasar Bululawang, Senin (14/2/2022).
Dalam pelaksanannya, Bupati menjelaskan, pedagang akan melakukan perbaikan terlebih dahulu secara mandiri.
Sementara, lanjut dia, anggaran yang telah terhimpun dari Corporate Social Responsibility (CSR) akan disalurkan secara berangsur kepada masing-masing pedagang yang terdampak.
“Cuma nanti pedagang biar membangun dulu. Nanti kalau sudah ada wujud bangunan, bantuan baru dikucurkan. Jadi sistemnya, iya dikasihkan uang sesuai dengan prestasi pekerjaannya nanti, dikerjakan dulu baru uangnya dibantu,” jelas Sanusi.
Bupati Sanusi menjelaskan, perbaikan secara gotong royong ini dilakukan dengan melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Malang melalui program (CSR). Salah satunya dengan memanfaatkan keberadaan Forum Pelaksana Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kabupaten Malang yang baru saja dilantik belum lama ini.
“Sementara dari Bank Jatim dan seluruh anggota CSR yang ada di Kabupaten Malang, ada Bank BNI, ada perusahaan rokok dan perusahaan lain. Dan ini nanti masih akan terus digalang (pendanaan) sehingga nanti akan dibantukan kepada pedagang terdampak,” ujar Sanusi.
Baca Lainnya:
-
NK Cafe Siap Hibahkan 3.000 Meter Lahan untuk Akses Jembatan
-
Pengurus KAHMI – Forhati Maluku Dilantik, Latuconsina: Mari Dukung Kepemimpinan Murad Ismail
Sanusi menargetkan proses perbaikan Pasar Bululawang ini tidak berlangsung terlalu lama dan bisa rampung dalam waktu tidak lebih dari satu bulan.
“Kan gotong royong, jadi semuanya cari pekerja sendiri. Semuanya dikerjakan sendiri oleh pedagang pasar,” tukas Sanusi. (Agb/Saf)