JAVASATU.COM-MALANG- Suasana haru dan keceriaan menghiasi Aula Petik Madu pada Sabtu (17/6/2023) saat acara Temu Kangen alumni dan guru SMA Wijaya Singosari digelar. Acara yang diinisiasi oleh Bolo Hadi Susanto, Arwin, Wiwik, Wiled, dan Sukandi ini berhasil menyatukan para mantan siswa dan guru dalam suasana silaturahmi yang penuh keakraban.
“Dalam acara spontanitas ini, kami mengucapkan terima kasih atas kedatangan baik sesama teman alumni maupun para guru. Sudah lama tidak jumpa dan sangat kangen sekali,” ujar Dadang Permana, salah seorang perwakilan Alumni SMA Wijaya Singosari angkatan 1985 dengan tulus.
Menurut dia, Temu Kangen ini menjadi momen yang tepat untuk mengenang perjalanan hidup dan masa-masa indah di SMA Wijaya Singosari dulu.
“Cara untuk mengenang perjalanan hidup salah satunya adalah dengan reuni yang selama ini banyak berkembang,” tambah Dadang, mengungkapkan betapa pentingnya momen ini bagi para alumni.
Acara ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh para alumni, seperti yang diungkapkan oleh alumni SMA Wijaya Singosari lain, Bolo Hadi Susanto, yang juga bertindak sebagai MC.
“Kami sangat menantikan acara ini sebagai kesempatan untuk berkumpul dan bertemu antara teman-teman lama. Kami berharap acara ini dapat ditingkatkan lagi kedepannya, termasuk penentuan waktu pelaksanaannya yang lebih tepat,” ujar Bolo Susanto penuh harap.
Dalam acara yang diselenggarakan dengan persiapan spontan ini, tak lupa hiburan yang menggembirakan hati. Para peserta Temu Kangen tak henti-hentinya menyanyi dan berjoget ria, diiringi oleh pemain musik organ tunggal yang menghidupkan suasana.
Sudjad, mantan Pengurus Yayasan Wijaya dan Kepala Sekolah pertama SMA Wijaya Singosari mengungkapkan, perubahan yang terjadi seiring waktu menjadikan status antara guru dan murid berubah menjadi keluarga.
“Dulu saat masih menempuh pendidikan, perbedaan antara murid dan guru memang ada. Namun sekarang, hanya satu yang terasa, yaitu keluarga besar di bawah naungan Alumni SMA Wijaya,” jelas Sudjad dengan bangga.
Budiono, mantan guru SMA Wijaya Singosari, melihat acara ini sebagai pertemuan awal yang baik.
“Meski SMA Wijaya Singosari sudah tidak ada, namun keluarga Wijaya masih kokoh,” ungkap Budiono dengan penuh semangat.
Meskipun SMA Wijaya Singosari sudah tidak berdiri lagi, rasa ikatan antara para alumni dan guru masih begitu kuat. Sumini, salah satu mantan guru, mengucapkan terima kasih atas kehadiran para mantan anak didiknya.
“Tidak menyangka masih bisa berkumpul dengan mantan anak didik. Harapan kedepan adalah bisa temu kangen lagi untuk menyambung tali silaturahmi yang terjalin di sini,” ujar Sumini penuh harap.
Patuh S, mantan guru lainnya, juga mengungkapkan rasa keakraban dan kecintaannya terhadap SMA Wijaya Singosari.
“Walaupun lama tidak berjumpa, namun SMA Wijaya Singosari tetap melekat di hati para alumni,” tutur Patuh S.
Temu Kangen SMA Wijaya Singosari ini menjadi bukti bahwa kebersamaan dan persahabatan tidak terbatas oleh waktu dan jarak. Alumni dan guru SMA Wijaya Singosari tetap menjaga ikatan mereka meskipun sekolahnya telah tiada. Semangat persaudaraan dan kenangan indah saat bersama kembali muncul dalam acara ini, memberikan harapan bagi kebersamaan di masa depan. (Saf)