Javasatu,Malang – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lawang bakal memiliki ruang eksklusif berupa layanan rawat inap Very Very Important Personal (VVIP) yang disediakan untuk pasien non BPJS.
Direktur RSUD Lawang Dr.drg Arbani Mukti Wibowo mengatakan gedung baru yang disediakan untuk ruang rawat inap VVIP tersebut bakal dibangun di lahan seluas 800 meter persegi yang baru saja dibeli Pemkab Malang melalui Dinas Pertanahan.
Kita rencanakan di tahun 2020 gedung tersebut sudah bisa kita bangun melalui alokasi anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sedangkan lahan yang tersedia seluas 800 meter persegi, harganya sekitar Rp 4,3 miliar dari anggaran Dinas Pertanahan,”ucap drg. Arbani, Jumat (22/11).
Saat ini, beber Arbani, pihaknya juga tengah membangun dua gedung representatif yaitu gedung rekam medik dan rehabilitasi gedung radiologi sedangkan disebelah utara gedung RSUD yang diperuntukan bagi garasi mobil ambulance dan ruang tunggu pasien.
Rehabilitasi gedung radiologi lanjut Arbani, nantinya akan mengacu pada green hospital, artinya sudah tidak ada limbah yang dihasilkan dari radiologi.”Jika selama ini kita lakukan pencucian untuk rontgen, maka nantinya kita gunakan digitalisasi sehingga limbahnya berkurang. Sedangkan gedung kedua sengaja kita peruntukan sebagai garasi ambulance dan ruang tunggu pasien, agar kondisi kendaraan ambulance tetap terawat dan penunggu pasien yang selama ini kleleran bisa tertampung di satu tempat yaitu dilantai gedung yang sedang kita bangun tersebut,”tutur Arbani.
Anggaran yang digunakan, kata Arbani berasal dari hibah DBHCHT tahun 2019 sebesar Rp 5 miliar dengan rincian untuk gedung rekam medik dan rehabilitasi gedung radiologi pihaknya menganggarkan sebesar Rp 3,9 miliar sedangkan gedung sebelah utara yang diperuntukan sebagai garasi mobil dan ruang tunggu pasien dianggarkan sebesar Rp 750 juta . “Akan tetapi setelah dilakukan lelang, untuk gedung rekam medik dan rehab gedung radiologi, pemenang lelang menawar Rp 2,5 miliar, artinya ada Silpa sebesar Rp 1, 7 miliar. Ini bentuk efisiensi anggaran,”ujar Arbani.
Arbani membeberkan di tahun 2019 pihaknya mendapatkan alokasi DBHCHT sebesar Rp 12.000.934.000,00 yang dialokasikan untuk pengadaan alat kesehatan senilai Rp 7.000.900.000,00 sedangkan sisanya untuk pembangunan dua gedung RSUD Lawang.
Selain itu, lanjut Arbani pihaknya juga memasang target tinggi untuk menaikan status Rumah Sakit Plat Merah tersebut menjadi RSUD tipe Paripurna atau setara Bintang Lima. Saat ini, beber Arbani RSUD Lawang masih bertipe Utama atau setara Bintang Empat.
Hal ini lantaran dari hasil evaluasi, diketahui kelengkapan peralatan kesehatan yang dimiliki RSUD Lawang ternyata masih sekitar 70 persen. “Ini hasil penilaian Komite Akreditasi Nasional (KAN) dibulan Januari 2019, makanya kita lakukan pembenahan dan melengkapi standarisasi kelengkapan alat kesehatan sesuai dengan standarisasi Aspak. Bulan Januari tahun 2020 kita ajukan penilaian ulang ke KAN kita targetkan bisa meraih tipe paripurna atau setara bintang lima,”tutur Arbani.
Arbani menyebut selain kelengkapan alat, pihaknya juga melakukan pembenahan 16 indikator penilaian diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM), standarisasi alat kesehatan, Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) dan Proses Perencanaan.
Arbani berharap bulan Januari 2020 nanti RSUD Lawang mampu meraih predikat tingkat Paripurna atau setara Bintang Lima.(Git/Arf)