JAVASATU.COM- Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) meminta media dan publik berhenti mempolitisasi isu perjalanan istri Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, ke luar negeri. Koordinator LAKSI, Azmi Hidzaqi menilai pemberitaan yang beredar cenderung tendensius dan sarat framing negatif.

“Nama Menteri Maman menjadi korban framing dan fitnah politik. Isu ini sengaja dipelintir untuk menyudutkan beliau,” kata Azmi dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/7/2025).
Menurut Azmi, pemberitaan terkait perjalanan istri Menteri UMKM ke luar negeri telah diarahkan untuk membentuk opini negatif, tanpa menyertakan fakta secara utuh. Ia menilai pemberitaan itu tidak objektif dan hanya memperkuat narasi yang menyesatkan publik.
“Pemberitaan seperti ini hanya membingkai isu demi menjatuhkan integritas Menteri Maman. Itu bukan jurnalisme sehat,” tegas Azmi.
Ia menambahkan, publik seharusnya tak mudah terpancing dengan informasi yang belum tentu benar dan tidak didukung data valid. Azmi mengajak masyarakat menyaring informasi dan tidak langsung mempercayai kabar yang berpotensi menyesatkan.
Azmi juga mengutip klarifikasi resmi dari Menteri Maman yang menyebut istrinya pergi ke luar negeri untuk urusan pribadi, mendampingi anak, tanpa menggunakan fasilitas negara. Semua biaya perjalanan, kata dia, dibayar melalui rekening pribadi sang istri.
“Kami mendukung penuh penjelasan Pak Maman. Tidak ada dana negara yang digunakan. Maka framing seolah-olah terjadi penyalahgunaan adalah bentuk pencemaran nama baik,” ucapnya.
LAKSI mendesak media untuk kembali ke prinsip jurnalisme objektif dan menghindari praktik stigmatisasi terhadap pejabat publik tanpa dasar yang jelas.
“Kesalahan framing bukan hanya merugikan individu, tapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap media dan demokrasi,” tutup Azmi. (Saf)