Javasatu,Gresik- Angina Pictoris atau masyarakat sering menyebut Angin Duduk, ini penjelasan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik.

Kepala Dinas Kesehatan Gresik, dr Saifudin Ghozali melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Ummi Khoiroh menjelaskan, serangan jantung atau angin duduk disebabkan karena aliran oksigen ke jantung berkurang akibat darah yang terlalu kental.
“Darah yang mengental tersebut di sebabkan karena adanya kolesterol yang tinggi dalam darah yang di sebabkan karena pola makan yang tidak sehat, serta kurang olahraga” tutur dr Ummi, Senin (22/2/2021).
dr Ummi menjelaskan, sejumlah penyebab seperti, pola makan yang tidak sehat, makan makanan yang kurang mengandung serat (sayur dan buah) sering mengkonsumsi makanan instan (junk food) serta mengandung banyak perasa.
“Sedangkan Angina Pectoris, orang-orang kita dulu biasa menyebutnya sebagai penyakit angin duduk. Angina Pectoris gejalanya memang mirip masuk angin biasa, hanya sedikit berat, tak mengherankan, penyakit ini cenderung di sepelekan, masuk angin yang satu ini ternyata bukanlah masuk angin biasa” papar dr Ummi.
Menurut dr Ummi, yang biasa disebut angin duduk sesungguhnya adalah salah satu gejala penyakit jantung koroner, yang jika tidak segera ditangani penderitanya bisa langsung meninggal hanya dalam waktu 15-30 menit setelah serangan pertama.
“Keluhan biasanya nyeri di dada bagian atas, nyeri pada bahu sampai lengan serta tubuh menjadi lemas dan nyeri pada seluruh tubuh” terang dr Ummi.
Selanjutnya, dikatakan dr Ummi, penanganan pertama atau sementara, minum air hangat, minum obat pengencer darah atau penurun kolesterol periksa ke dokter sesegera mungkin.
Masih kata dr Ummi, bila nyeri dada sudah sering muncul maka akan di lakukan pemasangan ring atau bypass pada jantung artinya sudah kronis.
Ummi mengungkapkan, perbedaan serangan jantung dengan angin duduk adalah kondisi jantung yang sudah mulai protes karena kekurangan oksigen, penyakit angina pectoris dalam bahasa medis (angin duduk) itu sendiri berupa perasaan tidak nyaman berkepanjangan yang terjadi lebih dari 5 menit, akibat menurunnya tekanan darah yang memompa jantung.
“Akibatnya jantung membutuhkan banyak oksigen, karena jantung tidak bisa memompa dengan sempurna, maka pembuluh darah mengadakan reaksi pemulihan berupa kontraksi guna mencukupi pengisian oksigen pada pompa jantung tadi, kontraksi itulah yang menimbulkan keringat dingin pada kulit. Sedangkan serangan jantung itu lebih fatal lagi bahkan bisa berakibat kematian” ungkap Ummi.
dr Ummi imbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dengan cara konsumsi makanan sehat dan rajin olahraga terutama di masa pandemi. (Bas/Arf)