
Menurut informasi, gedung ini awalnya rumah susun bertarif sewa untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) namun dialihfungsikan menjadi Safe House lantaran pandemi Covid-19 yang menggemparkan.
Kepala Perawat Safe House, Mohammad Rizal Romli mengatakan, jumlah pasien pada awal April 2021 tercatat paling sedikit dari hari-hari sebelumnya.
“Kalau sementara ini yang paling sedikit ya ini cuma ada kurang dari 10. Maret kemarin itu 25 dan sebelumnya biasanya itu ada sampai 40 ke atas jumlahnya,” katanya, hari ini, Senin (5/4/2021).
Rizal juga menuturkan bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di Safe House mulai mandiri. Para pasien menurut Rizal tidak lagi sering mengeluh atau stres saat isolasi mandiri.
“Mereka sudah mulai mandiri. Tapi kami tetap memantau dan menanyakan apa kabar ke atas (ke kamar isolasi). Dan mereka sudah tidak banyak mengeluh. Kebanyakan sudah menerima. Kalau dulu kan banyak yang mengeluh karena awal-awal Covid-19,” tuturnya.
Untuk perlakuannya di gedung Safe House Kabupaten Malang, dijelaskannya bahwa setiap pagi pukul 08.00 hingga 10.00 seluruh pasien diarahkan untuk olahraga.
“Kalau jam 08.00 sampai jam 10.00 itu kami minta untuk terkena sinar matahari dan olahraga. Supaya imunitasnya juga terjaga kan,” kata dia.
Selebihnya kata Rizal aktivitasnya adalah isolasi mandiri. Menariknya, pasien di gedung safe house tersebut tidak akan bosan. Pasalnya terdapat Wi-fi gratis yang siap digunakan seluruh pasien.
“Dan untuk makanan kami siapkan tiga kali sehari dan juga snacknya,” tutupnya.
Gedung ini mempunyai empat lantai dan 57 kamar kurang lebih. Masing-masing lantai mempunyai fungsi masing-masing.
Untuk lantai satu dan dua digunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala klinis. Sementara tiga dan empat untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan. (Nd/Js)