Javasatu,Malang- Di tahun 2021, Kabupaten Malang hanya mendapatkan jatah transmigrasi sebanyak 7 Kepala Keluarga (KK).

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang, Yoyok Wardoyo melalui Kepala Bidang Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja, Sri Wahyuning, jumlah tersebut sangat kurang, karena animo masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti program tersebut.
“Tahun ini kami (Pemkab Malang, red) dijatah 7 KK, jumlah itu merupakan kuota di tahun 2020 yang ada penundaan akibat pandemi Covid-19 sebenarnya” ungkap Sri Wahyuning, Senin (1/2/2021) dilansir dari Nusadaily Group Javasatu.com.
Pihaknya menilai, menurunnya jatah tersebut, lantaran adanya kebijakan baru, bahwa pemerintah Provinsi tidak diperbolehkan untuk ikut membiayai kegiatan transmigrasi.
“Untuk sekarang ini, anggaran transmigrasi sepenuhnya dari kementerian transmigrasi, pemerintahan pusat sudah beli lahan di sana. Mereka pindahnya harus satu KK dan lahannya diberikan kepada mereka, saat ini rata-rata dapat lahan dua hektare” sambung dia.
Dari jumlah tersebut, dia mengaku sudah terpenuhi, meski Disnaker Pemkab Malang belum melakukan sosialisasi ke desa-desa.
“Untuk kuota 7 KK itu sudah penuh, para calon transmigrasi itu kebanyakan dari kecamatan Donomulyo, dan Singosari, nantinya 3 KK akan di kirim ke Kabupaten Simeulue, Aceh. 2 ke Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, dan 2 ke Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara” terangnya.
Berita Lainnya:
-
Wajib Pajak PBB Yogyakarta, Bisa Cek Tagihan Lewat Jogja Smart Service – Nusadaily.com
-
Investor Perancis Tertarik Potensi Lokasi Selancar di Jeneponto – Nusadaily.com
-
Media dan Semangat Nasionalisme di Tengah Pandemik – Imperiumdaily.com
-
Tahun 2021 Pemkab Malang Dapatkan 7 KK Jatah Program Transmigrasi, Disnaker: Jumlah Ini Masih Kurang – Imperiumdaily.com
-
Menuju Target Vaksinasi 1,3 Juta Warga Kabupaten Malang – Malangartchannel.com
Untuk itu, pihaknya berharap di setiap tahunnya, jumlah transmigrasi yang diperoleh untuk Kabupaten Malang dapat bertambah.
“Tidak ada biaya, alias gratis. Tapi, mereka akan dilatih dan diberikan keterampilan sebagai bekal dimana di daerah transmigran tersebut lahannya belum produktif, karena di sana lahannya baru dibuka, jadi satu atau dua tahun baru bisa panen atau produktif. Maka kurun sebelum produktif ini kita bekali survival atau bertahan hidup” pungkasnya. (ND/JS)