JAVASATU.COM-GRESIK- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpussip) Kabupaten Gresik mengambil langka jitu menyelamatkan arsip sejarah sebagai pengenalan sejarah Kabupaten Gresik kepada khalayak.

Buktinya, Disperpussip Gresik pada Kamis (15/6/2023) mengadakan forum group discussion (FGD) bersama anggota DPRD Gresik yakni Musa dari fraksi NasDem, Lusi Istiana dari fraksi Golkar dan Sejarawan serta menggandeng beberapa yayasan wisata religi, antara lain, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri dan makam Fatimah binti Maimun bertempat di kantor Disperpussip Gresik.
Menurut Kepala Disperpussip Kabupaten Gresik, Budi Rahardjo, jejak sejarah lambat laun akan tergerus oleh putaran waktu. Untuk itu, sebagai pembelajaran kepada generasi mendatang dan mengenalkan kepada masyarakat tentang Kabupaten Gresik, maka dilakukan penataan dan pengarsipan. Antara lain di wisata religi Sunan Gresik, Sunan Giri dan makam Fatimah binti Maimun.
“Tujuan kegiatan hari ini untuk mengetahui seberapa jauh pengarsipan dan penataan jejak sejarah diawali dari tiga wisata religi tersebut,” jelas Budi, Kamis (15/6/2023).
Dari arsip yang sudah tertata dan didukung bukti yang ada, lanjut Budi, masyarakat akan mengetahui Kabupaten Gresik lebih jauh dan detil. Dan ini untuk generasi Gresik mendatang.
“Pengarsipan sebuah jejak sejarah itu sangat penting. Karena dari situlah para generasi penerus akan mengetahui kearifan lokal yang berdampak kepada kebudayaan dan perkembangan sosialnya. Dan kami akan terus melakukan penataan arsip sejarah Gresik,” terang Budi.
Budi menambahkan, Kabupaten Gresik menempati urutan ke 25 tingkat Nasional bidang pengawasan kearsipan.
“Alhamdulillah, ini capaian yang baik nanti kita akan adakan semacam pameran foto kuno dan masyarakat bisa ikut ambil bagian, apalagi kawasan Bandar Grissee sudah bagus dan cocok untuk menggelar pameran tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Yayasan makam Syekh Maulana Malik Ibrahim, Abdul Wahab sangat mengapresiasi upaya Disperpussip Gresik dalam menyelamatkan dan menata arsip tentang sejarah Gresik. Terutama di wisata religi makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Menurut dia, ke depan harus ada kerjasama intensif untuk mencapai tujuan yang baik.
“Mungkin ada MoU. Dan FGD ini sangat bagus, karena bisa mengetahui perkembangan temuan bukti yang baru. Dan saya berharap, jangan berhenti sampai di sini, mari kita gali bukti-bukti sejarah Gresik untuk anak cucu kita semua,” pungkas Abdul Wahab. (Bas/Nuh)