Javasatu, Malang- Hujan berintensitas tinggi dengan durasi cukup lama terjadi di dusun Binangun desa Genengan kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Mengakibatkan jembatan di desa setempat ambrol.
Hujan yang terjadi pada Senin 2 maret pukul 15.00 WIB, menyebabkan air sungai metro meluap dengan membawa sampah, lumpur, hingga pohon bambu. Beberapa material tersebut menyangkut di tiang penyangga jembatan. Hingga memutuskan jembatan sepanjang 6 meter itu.
“Ini jembatan penghubung antar dua Desa, yaitu Desa Jatisari dan Genengan. Jembatan ini merupakan jalur utama warga untuk beraktivitas,” ucap salah satu warga sekitar, Sumiyar, saat ditemui awak media, Selasa (3/3/2020).
Akibat putusnya jembatan tersebut, lanjut Sumiyar, sedikitnya ada lima Desa yang terdampak. Sehingga masyarakat pengguna jembatan tersebut harus memutar lebih jauh lagi.
“Jembatan ini memang sudah tua, dibangun pada Tahun 1984. Warga akhirnya harus memutar sejauh tiga kilometer. Untuk sementara kami betulkan dengan menggunakan titian bambu,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Romdhoni sudah memerintahkan bawahannya untuk secepatnya memperbaiki jembatan yang tergolong sudah tua itu.
“Jembatan tersebut swadaya masyarakat. Tapi, tetap kami akomodir, kami upayakan ditahun ini (2020) akan diperbaiki,” ungkapnya, saat ditemui awak media, Selasa (3/3/2020).
Video jembatan ambrol di dusun Binangun, desa Genengan, kec. Pakisaji, kab. Malang
Di sisi lain, Kepala Bidang Pemeliharaan, DPUBM Pemkab Malang, Suwignyo mengatakan, jembatan tersebut memiliki bentangan sejauh 30 meter, dan lebar 1,5 meter.
“Jembatan itu berdiri diatas sungai Metro. Dipergunakan untuk roda dua. Jika memungkinkan di awal tahun bisa dikerjakan tahun ini. Tapi, jika masuk di PAK, ya baru bisa tahun depan (2021),” pungkasnya. (Agb/Arf)