JAVASATU.COM-MALANG- Minggu (02/06/2024), bertempat di Rumah Relawan Keberagaman Kota Malang, sebanyak 128 orang perwakilan dari paguyuban driver ojek online (Ojol) se-Kota Malang, berkumpul dan berdiskusi langsung bersama Mas Dwi dan Gus Farih. Komunikasi dan diskusi berjalan cukup hangat. Banyak persoalan yang disampaikan dan dibahas langsung untuk mendapatkan solusinya dari Mas Dwi dan Gus Farih. Tampak juga beberapa ibu-ibu yang berprofesi sebagai driver Ojol di Kota Malang. Hampir ada dari seluruh aplikasi ojol yang ada di Kota Malang, tampak antusias hadir dan berinteraksi langsung.
“Kita bersama-sama malam ini untuk mencari solusi terbaik bagi kita semuanya. Karena dulur-dulur driver ojol semuanya merupakan bagian dari seluruh warga Kota Malang yang harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Harus ada keberpihakan yang jelas, tegas dan kongkrit,” ungkap Dwi Hari Cahyono, yang lebih akrab disapa Mas Dwi, dalam sambutannya.
Mas Dwi juga menambahkan, bahwa harus ada lapangan kerja alternatif dan pembukaan ruang-ruang berwirausaha, yang diberikan kepada driver ojol di Kota Malang. Tidak mungkin selamanya mereka semuanya akan menjadi driver ojol seumur hidupnya.
“Saya sangat yakin, bahwa ibu-ibu yang hadir malam ini sebagai driver ojol, pasti tidak mau selamanya hidup di jalanan sebagai driver ojol. Masak mau tua di jalanan? Kan tidak ada yang mau begitu ya? Itulah kenapa, malam ini kita semuanya bertemu untuk membangun solusi terbaik bersama-sama,” sambung Mas Dwi.
Sementara itu, Ahmad Farih Sulaiman, yang lebih akrab disapa Gus Farih, juga tampak hadir bersama Mas Dwi. Seperti yang telah santer diberitakan, bahwa Mas Dwi dan Gus Farih, digadang-gadang untuk maju sebagai pasangan Calon Wali kota dan Wakil Walikota Malang, pada Pilkada Kota Malang tahun 2024 ini. Gus Farih mengatakan bahwa aspirasi dari seluruh driver ojol se-Kota Malang ini, sudah sering disampaikan kepada Pemkot Malang. Namun, sampai sekarang belum mendapatkan solusi yang berpihak kepada driver ojol. Nasib hidup driver ojol di Kota Malang, menurutnya sangat kurang mendapatkan perhatian dari Pemkot Malang.
“Adanya aplikasi ojek online, memang bisa membuka lapangan kerja di Kota Malang. Namun, driver ojol sebagai pekerja, harus mendapatkan perhatian dan perlindungan yang sebaik-baiknya. Driver ojol punya hak dan kewajiban. Tentu, harus mendapatkan keadilan dan kesejahteraan hidupnya,” ujar Gus Farih dalam sambutannya.
Gus Farih juga menambahkan, bahwa harus ada upaya-upaya yang lebih kongkrit untuk meningkatkan kesejahteraan driver ojol di Kota Malang. Harus mendapatkan dukungan dari Pemkot Malang. Harus ada regulasi yang jelas keberpihakannya kepada warga Kota Malang. Pemkot Malang harus punya solusi dan inovasi, yang mampu mengatasi berbagai persoalan di Kota Malang, yang terkait dengan kemacetan, transportasi publik, serta keberadaan driver ojol di Kota Malang. Solusinya terintegrasi.
Setelah berdiskusi selama hampir tiga jam, akhirnya seluruh perwakilan driver ojol se-Kota Malang, bersepakat untuk mendukung Mas Dwi dan Gus Farih, sebagai pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Malang. Dukungan tersebut langsung disambut dengan deklarasi dan ikrar driver ojol se-Kota Malang sebagai Dulure Mas Dwi dan Gus Farih. Pada saat itu, Mas Dwi juga sudah menawarkan beberapa solusinya secara langsung. Diantaranya adalah pengembangan aplikasi ojek online lokal berbasis manajemen gabungan paguyuban driver ojol se-Kota Malang, pembentukan wadah wirausaha dan UMKM bagi driver ojol perempuan se-Kota Malang, perancangan program pelatihan keterampilan usaha bersama Komunitas Dulure Mas Dwi, dan lain-lainnya.
“Mas Dwi sudah nyata hadir sebagai solusi bagi kami semuanya. Kongkrit. Langsung diberikan. Langsung dikerjakan. Kami mendapatkan harapan baru. Menemukan jalan keluar untuk mengatasi beban hidup kami semuanya sebagai driver ojol di Kota Malang. Kami tentu tidak mau selamanya hidup di jalanan. Kami tidak mau tua di jalanan,” ujar Suharti, selaku salah satu perwakilan driver ojol perempuan di Kota Malang. Menurutnya, dirinya sangat terpaksa menjadi driver ojol di Kota Malang untuk membantu beban ekonomi keluarganya. (Wes/Arf)