email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Jumat, 5 Desember 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Oposisi Setengah Hati Demokrat Musabab Manuver Turun Gunung SBY Diprediksi Tak Akan Sesuai Harapan

by Syaiful Arif
22 September 2022

JAVASATU.COM-JAKARTA- Dilansir dari grup media ini, Nusadaily.com, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melemparkan dugaan pihak tertentu mendesain Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres).

Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto: Istimewa)

SBY juga menyebut ada kemungkinan pilpres berjalan tak adil, alias penuh kecurangan.

SBY berencana ‘turun gunung’. Pasalnya, SBY mengaku mendengar dan mengetahui bahwa ada tanda Pemilu 2024 bakal tidak jujur dan adil.

“Konon akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka,” ungkap SBY beberapa waktu lalu.

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo mengatakan apa yang dilakukan SBY tak lebih dari manuver politik untuk menarik perhatian publik pada Demokrat.

Menurutnya, Demokrat hanya cukup memanfaatkan perhatian publik itu lewat berbagai kerja-kerja politik demi meningkatkan perolehan suara dan kursi di Pemilu 2024 mendatang.

“Apa yang disampaikan SBY, manuver SBY, membuat publik memperhatikan Demokrat. Tinggal bagaimana memanfaatkan attention itu jadi vote di 2024,” kata Kunto saat dihubungi, Rabu (21/9/2022).

BacaJuga :

Diskusi Nasional: Jurnalis dan Peran Strategis dalam Demokrasi Indonesia

NUS Innovation Forum Jakarta Bahas Masa Depan Pendidikan Tinggi di Era AI

Kunto menerangkan elektabilitas Demokrat di sejumlah hasil survei dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan peningkatan, di mana parpol pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di peringkat empat atau tiga. Menurutnya, hasil itu merupakan sinyal bagus bagi Demokrat jelang Pemilu 2024.

“Sinyal bagus untuk Demokrat,” tutur Kunto.

Kunto memandang rencana SBY turun gunung di Pemilu 2024 merupakan hal yang positif bagi upaya Demokrat melawan oligarki dan rezim saat ini.

Menurutnya, ketokohan SBY bisa menjadi antitesis bagi rezim sekarang, serta angin segar bagi masyarakat yang membutuhkan harapan perubahan.

Sulit Lawan Oligarki

Di sisi lain, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyatakan, keuntungan yang bakal diperoleh Demokrat dari manuver yang dilakukan SBY tidak maksimal.

Pasalnya, menurutnya, tingkah Demokrat selama menjadi oposisi pemerintahan Jokowi masih terlalu banyak kompromi dan terlihat setengah hati.

Ujang memandang totalitas Demokrat dalam memainkan peran oposisi tidak terlihat seperti PDIP saat menjadi oposisi pemerintahan SBY pada 2004-2014.

“Oposisi Demokrat tidak terlalu kencang dibandingkan dulu PDIP jadi oposisinya Pak SBY. Saya melihat Demokrat saat ini masih terlalu banyak kompromi dan setengah hati. Akan ada dampak keuntungan bagi Demokrat, tapi tidak akan maksimal, kecuali Demokrat totalitas jadi oposisi selama ini,” ucapnya.

“Demokrat kadang keras, kadang lembek, jadi tidak akan terlalu banyak,” sambungnya.

Terkait rencana SBY turun gunung di Pemilu 2024, menurut Ujang, langkah itu tetap tidak akan mampu mengalahkan oligarki dan rezim saat ini.

Dia berkata oligarki saat ini luar biasa dan rezim sekarang memiliki kekuatan yang juga luar biasa, hampir menyerupai dengan oligarki yang dibangun SBY saat menjabat Presiden RI.

Menurut Ujang, SBY tidak akan bisa mengalahkan oligarki dan rezim saat ini karena tidak memiliki jabatan yang strategis.

“Saya rasa enggak bisa, karena posisi SBY tidak punya jabatan, tidak punya posisi, hanya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat,” ujar Ujang.

Ujang menambahkan, orang yang tidak punya jabatan maka tidak akan memiliki kekuatan. Menurutnya, orang biasa justru akan memiliki kekuatan bila memiliki jabatan.

“Orang biasa kalau punya jabatan itu powernya kuat, akan jadi orang hebat. Kalau orang hebat tapi tidak punya jabatan tidak bisa apa-apa juga. Misalnya, Jokowi sekarang kuat, powerful, tapi ketika sudah tidak jadi presiden ya tidak ada apa-apa, tidak bakal ada gigi. SBY juga, walau turun gunung lawan oligarki ya tidak sekuat dulu, tidak terlalu kuat lawan oligarki sekarang,” tutur Ujang. (Han-Nusadaily.com/Saf)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Partai DemokratSBYSusilo Bambang Yudhoyono

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Panglima TNI Tutup Dikreg LIV Sesko TNI 2025, Diikuti 111 Perwira Siswa

Diskusi Nasional: Jurnalis dan Peran Strategis dalam Demokrasi Indonesia

Workshop Statistik Gresik Dorong SDM Berdaya Saing dan Hilirisasi Industri

NUS Innovation Forum Jakarta Bahas Masa Depan Pendidikan Tinggi di Era AI

Wali Kota Kediri Ajak 212 ASN Sambut Pensiun dengan Aktif dan Berkarya

Kota Kediri Resmi Terapkan Parkir Digital, Mbak Wali: Tingkatkan Transparansi dan Keamanan

Dispusip Gresik Luncurkan Buku Antologi “Jejak Kata Remaja”, Dorong Budaya Literasi Pelajar

Kakek 63 Tahun di Gresik Simpan Sembilan Klip Sabu Ditangkap Polisi

Kalapas Malang Tekankan Komitmen WBK-WBBM, Peserta Magang Diminta Jaga Integritas

Pria Pasuruan Curi Motor di Teras Rumah Lawang, Ditangkap Warga dan Polisi

Prev Next

POPULER HARI INI

Magister Administrasi Publik UNISMA Dampingi Kelurahan Ngaglik Kembangkan Potensi Lokal dan Layanan Publik

Majelis Rebo Awal Nyai Ageng Pinatih Berdoa untuk Leluhur dan Keselamatan Alam

Buku “Satu Abad Stadion Gajayana”, Ungkap Sejarah Stadion Tertua di Indonesia

Pria Pasuruan Curi Motor di Teras Rumah Lawang, Ditangkap Warga dan Polisi

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

BERITA LAINNYA

Panglima TNI Tutup Dikreg LIV Sesko TNI 2025, Diikuti 111 Perwira Siswa

Diskusi Nasional: Jurnalis dan Peran Strategis dalam Demokrasi Indonesia

NUS Innovation Forum Jakarta Bahas Masa Depan Pendidikan Tinggi di Era AI

Wali Kota Kediri Ajak 212 ASN Sambut Pensiun dengan Aktif dan Berkarya

Kota Kediri Resmi Terapkan Parkir Digital, Mbak Wali: Tingkatkan Transparansi dan Keamanan

Panglima TNI Tegaskan Operasi Kemanusiaan di Aceh-Sumatra Harus Cepat dan Aman

Kodim Wonosobo Bekali HIPMI Bela Negara Lewat Kewirausahaan

Buku ‘Suntingan Teks Kakawin Lambang Pralambang’ Sajikan Edisi Kritis Naskah Tunggal

Prajurit TNI Pikul Logistik Puluhan Kilometer, Salurkan Bantuan ke Desa Terisolir di Sitahuis

BNN Tangkap Gembong Narkoba di Kamboja, Nasky: Lanjutkan War on Drugs For Humanity

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Sebanyak 139 Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

Karoseri Gunungmas Rambah Segmen Bus, Luncurkan Faz Revolver, Bidik Pasar Nasional

Rayakan 20 Tahun Keris diakui UNESCO, Irjen Pol (Purn) Guntur Usung Tema Keris Kamardikan

Legenda Sepak Bola Malang Raya Gelar Trofeo Tribute Abdulrachman Saleh 2025

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved