JAVASATU.COM-MALANG- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Malang telah mengumumkan hasil seleksi dan menetapkan tiga Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) terpilih untuk setiap Kecamatan. Selasa (25/10/2022).
Namun demikian, penetapan Panwaslu tersebut, dipertanyakan oleh Ketua Badan Pekerja Pro Desa, Ahmad Kusairi tentang transparansi hasil Computer Assisted Test (CAT) yang tidak pernah dipublikasikan.
“Penetapan hasil tes CAT calon panitia Panwascam Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024, beberapa waktu lalu tidak pernah dipublikasikan”, ujarnya, Rabu (26/10/2022).
Kusairi mencium gelagat yang tidak sedap pada hasil test itu. Dan mensinyalir ada permainan dalam proses rekrutmen Panwaslu.
“Jika hasil tes CAT tidak dipublikasikan sebelum penetapan, saya meyakini ada permainan di dalam penentuan Panwaslu Kecamatan”, ujarnya.
Yang diketahui Kusaeri, CAT adalah metode seleksi dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar atau calon Panwascam yang bersifat akuntabel dan transparan.
“Prosesnya disinyalir abal-abal, sama sekali tidak ada transparansinya, semua dilakukan secara tertutup”, jelasnya.
“Bahkan kita ada temuan dan aduan, bahwa ada beberapa nilai tes tulis yang tinggi dan tertinggi disebuah kecamatan, tapi ternyata tidak lolos 6 besar”, ujarnya.
Menurut Kusairi, apa yang dilakukan Bawaslu Kabupaten Malang, sangat merugikan hak peserta seleksi.
“Jika tidak ada transparansi dalam tahapan seleksi, maka hasilnya adalah permainan, Panwaslu terpilih hanya hasil loby-loby saja, ini bahaya karena Panwaslu itu ujung tombak pengawasan, bisa saja nanti jadi alat politik semata karena kualitasnya tidak standar”, jelasnya.
Kusairi kemudian mengajak peserta pemilu dalam hal ini partai politik untuk turut juga waspada atas hasil seleksi Panwaslu di Kabupaten Malang.
“Saya mengajak parpol sebagai peserta pemilu untuk turut waspada dan turut bersuara atas hal ini, saya khawatir nanti ketika pelaksanaan tahapan pemilu,panwascam ini hanya jadi alat politik untuk memenangkan salah satu caleg”, pintanya.
Lebih lanjut, Kusairi meminta kepada Bawaslu Kabupaten Malang agar fair dengan mempublikasi hasil CAT.
“Saya tantang Bawaslu untuk terbuka dengan mempublikasikan hasil CAT, agar semua terbuka dan tidak ada yang dirugikan”, tandasnya. (Agb/Arf)