JAVASATU.COM-MALANG- Penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Kabupaten Malang kian tak terkendali. Bahkan di Kecamatan Pujon sudah tembus pada angka 5000 ekor sapi yang terindikasi wabah itu.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodiqul Amin mengatakan, seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang segera mengambil langkah tegas untuk penanganannya, terutama ke basis peternak sapi seperti di Malang Barat, yakni Pujon, Ngantang dan Kasembon.
“Di Pujon saja, itu sudah di atas lima ribu ternak yang terpapar. Dan kematiannya, dalam 10 hari terakhir, ada 200 kematian di dua desa. Angka sebesar itu hanya di dua desa, yakni di Pujon Lor dan Pujon Kidul,” ujar Politisi NasDem ini, Sabtu (11/6/2022).
Untuk itu, dirinya berharap bahwa setidaknya Pemkab Malang bisa memusatkan tenaga kesehatan hewannya ke wilayah paling terdampak wabah PMK, agar penanganannya lebih cepat dan terkendali.
“Selain tenaga kesehatan hewan dari Pemerintah, kami juga meminta agar Pemkab Malang bisa segera meminta bantuan perguruan tinggi yang mempunyai bidang kesehatan hewan untuk turut andil dalam penanganan (PMK, red) ini. Ini dampaknya juga sudah dirasakan banyak masyarakat,” terang Sodiqul.
Termasuk, lanjut dia, rencana pengalokasian anggaran sebesar Rp 3 miliar dari belanja tak terduga (BTT). Diharapkan agar segera dapat diakomodir. Dan kemudian dapat dengan segera digunakan untuk membeli obat atau vitamin bagi ternak yang terpapar PMK.
“Kalau di wilayah Malang Barat, Pujon, Ngantang dan Kasembon, itu konteksnya sudah pengendalian, jika melihat jumlah yang terpapar sudah mencapai ribuan. Kalau di tempat lain masih pencegahan. Tapi sama, setidaknya juga perlu obat dan vitamin,” pungkas Sodiqul.
Sebagai informasi, jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang kurang lebih ada sebanyak 320 ribu ekor. Rinciannya, 86 ribu ekor sapi perah dan sebanyak 234 ribu ekor sapi potong. (Agb/Saf)