JAVASATU.COM- Ketua Umum DPP KNPI, Tantan Taufik Lubis, hadir di Moscow, Russia untuk menghadiri Kongres Internasional WYF Directorate yang berlangsung dari 6-12 Juli 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Movement of The First dan Youth Agency Russian Federation, dengan dihadiri oleh delegasi dari lebih dari 100 negara. Diketahui, kongres ini bertujuan memperkuat organisasi, mengevaluasi program, melakukan restrukturisasi, serta mengokohkan perwakilan negara untuk World Youth Festival (WYF) selanjutnya.
Melalui kontributor Fauzul Azhim, partisipasi Tantan Taufik Lubis, yang juga menjabat sebagai Ketua NYC Indonesia, merupakan langkah strategis untuk memperkuat hubungan kerjasama antara Indonesia dan Russia.
“Diplomasi pemuda adalah platform dan instrumen yang tepat untuk menjaga dan meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Russia,” ujar Tantan, Jumat (12/07/2024).
Ia menekankan pentingnya melanjutkan warisan dari founding father Indonesia, Soekarno, yang mendasarkan politik luar negeri pada prinsip bebas aktif.
“Kami ingin melanjutkan warisan baik dari Soekarno, dengan terus membangun komunikasi dan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” tambahnya.
Kehadiran Ketua Umum DPP KNPI, Tantan Taufik Lubis, dalam Kongres Internasional WYF di Moscow, memperkuat hubungan kerjasama antara Indonesia dan Russia melalui diplomasi pemuda.
“Kongres ini juga menegaskan pentingnya prinsip kesetaraan dan manfaat bersama dalam kerjasama internasional, dengan fokus pada berbagai isu global,” tandasnya.
Dalam kongres tersebut, Daniil Bisslinger, Director General of WYF dan Advisor to Head of Rosmolodezh in International Division, menekankan pentingnya kerjasama pemuda internasional yang didasarkan pada prinsip kesetaraan dan manfaat bersama.
“Kerjasama pemuda internasional harus didasarkan pada prinsip kesetaraan dan manfaat bersama,” kata Daniil.
Selain itu, Yulya Motyakina, Kepala Hubungan Internasional WYF Directorate, memaparkan area kerja WYF yang meliputi 16 isu kunci seperti pendidikan, ekonomi kreatif, masyarakat sipil, manajemen, industri, kesenian, nilai tradisional, proteksi tatanan dunia multipolar, pertanian, pariwisata, media, teknologi sains, kewirausahaan, olahraga, kesehatan, dan ekologi.
“Ke depannya akan semakin banyak kerjasama yang akan kita lakukan,” tegas Yulya. (Arf)