JAVASATU.COM-MALANG- RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dikabarkan mengalami defisit Cash Basic anggaran untuk membeli obat pasien mencapai miliaran rupiah, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan, dr. Bobi Prabowo, Sp.EM menegaskan itu tidak benar.

“Itu tidak benar, kabar itu jauh dari kenyataan saat ini, untuk obat dan alat kesehatan (Alkes) sudah terbayar semua, dan keuangan kami masih ada sisa, masih aman untuk tiga bulan ke depan,” kata dia, Jumat (6/1/2023).
Tetapi jika tak sesuai target, Bobi menerangkan, untuk target pendapatan tahun 2022 yang dibebankan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan adalah sebesar Rp 160 miliar. Namun hanya mampu menghasilkan Rp 130 miliar.
“Di tahun 2022 kemarin, pendapatan daerah yang kami peroleh hanya sekitar Rp.130 miliar, kalau targetnya ada sebesar Rp.160 miliar,” ucap Bobi.
Bobi menegaskan, meski tidak memenuhi target, pihaknya akan tetap memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Dan harapannya RSUD Kanjuruhan akan terus berjalan serta akan terus tumbuh seiring dengan bertambahnya waktu.
“Layanan di RSUD ini akan semakin tumbuh, yang sudah baik menjadi lebih baik lagi, untuk kepuasan masyarakat,” tegasnya.
Ketika ditanya, asal pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang mencapai Rp 130 miliar tersebut, Bobi menjelaskan, bahwa pendapatan itu berasal dari pasien reguler atau pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan pencarian tagihan pelayanan Covid-19.
“Jadi Rp 130 miliar itu dari reguler dan Covid-19, sekitar Rp 70 miliar itu dari pasien reguler,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, RSUD Kanjuruhan dikabarkan sedang mengalami defisit Cash Basic anggaran untuk membeli obat pasien, yang nilainya mencapai sekitar Rp 3 miliar. (Agb/Arf)