JAVASATU.COM- Pantai Ngliyep di Kabupaten Malang tak sekadar menyuguhkan panorama alam nan eksotis. Pantai yang terletak di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo ini juga menjadi panggung pelestarian budaya lokal yang rutin digelar tiap tahun.

Seiring berfungsinya Jalur Lintas Selatan (JLS), geliat wisata di pesisir selatan Malang makin menggeliat.
Meski demikian, Pantai Ngliyep sudah lebih dulu dikenal sebelum destinasi lain seperti Balekambang atau Goa China dibuka untuk umum.
Bahkan, pantai ini kerap dijadikan lokasi pengamatan hilal oleh Kementerian Agama dan perayaan tradisi saat bulan Asyura.
Salah satu agenda budaya ikonik yang digelar rutin di Pantai Ngliyep adalah Labuhan Gunung Kumbang, sebuah ritual larung sesaji yang menjadi simbol rasa syukur dan penghormatan kepada alam.
Gelaran ini biasanya diiringi dengan kirab budaya dan atraksi seni tradisional, menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Selain keindahan alam, Pantai Ngliyep sering dijadikan lokasi berbagai acara budaya, seperti kirab hingga pameran keris. Ini menjadi daya tarik tersendiri,” ujar Direktur Utama PD Jasa Yasa, M Faiz Wildan, Minggu (21/7/2019).

Menurut Wildan, jumlah pengunjung terus meningkat tiap tahun. Bahkan di hari biasa, kunjungan wisatawan bisa mencapai ratusan orang.

Plt Bupati Malang saat itu, M Sanusi, mengapresiasi penyelenggaraan tradisi budaya di Pantai Ngliyep. Menurutnya, ritual seperti larung sesaji bukan hanya menjaga warisan adat, tapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga.
“Event larung sesaji Gunung Kumbang ini mampu memupuk persaudaraan dan kegotongroyongan warga Kedungsalam,” ungkap Sanusi.
Dengan kombinasi keindahan alam dan kekayaan tradisi, Pantai Ngliyep membuktikan diri sebagai destinasi wisata yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga menyentuh nilai-nilai budaya. (Js)