JAVASATU.COM-MALANG- Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Malang melakukan Restorative Justice atau Keadilan Restoratif terhadap seorang Kakek di Kota Malang yang nekat mencuri sepeda untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kakek asal Pasuruan tersebut tertangkap saat hendak kabur dengan sepeda curiannya.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang Edy Winaro S.H., M.H. melalui Kasi Intelijen Eko Budisusanto, S.H., M.H. mengatakan bahwa Kejaksaan Negeri Kota Malang telah melaksanakan ekspose tentang penghentian penuntutan berdasarkan Keadilan Restoratif untuk Syaiful Ikhwan.
“Hari Rabu, 28 Desember 2022, Syaiful sedang menuju ke salah seorang kerabatnya di kawasan Kelurahan Madyopuro Kota Malang untuk meminjam uang. Uang tersebut rencananya akan dipergunakan untuk kebutuhan sehari hari. Saat hendak pulang, Syaiful melintasi lapangan Rampal yang saat itu ramai pengunjung. Seketika timbul niatan jahat darinya untuk mencuri sepeda,” ungkapnya, Kamis (16/3/2023).
Saat di area Lapangan Rampal Jalan Panglima Sudirman no 64 Kecamatan Blimbing Kota Malang, lanjutnya, Syaiful Ikhwan melihat seseorang yang akan berolahraga di Lapangan Rampal dan memarkir sepedanya. Kemudian ia menaiki sepeda tersebut dan dikayuh menuju pintu keluar sebelah utara lapangan Rampal.
Nahas, saat hendak kabur, aksinya ketahuan pengunjung lain. Syaiful panik karena terus diteriaki maling.
“Namun ketika baru berjalan sekitar 10 meter, dia diteriaki ‘maling-maling’ oleh masyarakat di sekitar lapangan Rampal. Syaiful lalu diamankan warga,” katanya.
Akibat perbuatannya tersebut Syaiful ditetapkan sebagai Tersangka yang disangkakan melanggar Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman pidana 5 (lima) tahun penjara. Selanjutnya, berkas perkaranya pun dilimpahkan kepada Kejaksaan Negeri Kota Malang.
Selanjutnya, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang, Edy Winarko, S.H., M.H. beserta Tim Jaksa Penuntut umum berupaya untuk melakukan mediasi untuk menyelesaikan perkara ini. Hal ini didasari oleh status Tersangka yang memenuhi syarat untuk Restoratif Justice.
“Alasannya karena Tersangka baru pertama kali melakukan Tindak Pidana. Tersangka disangka melanggar Pasal 362 KUHP dengan ancaman pidana penjara tidak lebih dari 5 tahun. Selanjutnya, telah ada surat perjanjian perdamaian yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak antara tersangka dengan korban dan disaksikan oleh PH Tersangka dan tokoh masyarakat. Perbuatan tersangka telah dimaafkan oleh korban dengan adanya kesepakatan damai antara korban dengan tersangka. Serta adanya respon positif dari masyarakat,” terang Edy Winarko, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang.
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang telah melakukan mediasi antara korban dan Tersangka pada Selasa 28 Februari 2023 kemarin, bertempat di Kejaksaan Negeri Kota Malang. Proses tersebut disaksikan langsung oleh keluarga korban, Penyidik Polresta Malang Kota, dan tokoh masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Tersangka Syaiful menyampaikan rasa maaf dan penyesalan atas perbuatan yang dilakukannya. Korban memaafkan kesalahan Tersangka dan sepakat untuk berdamai.
“Ya kalau saya sebagai anggota TNI, ada prinsipnya bisa membantu sekecil apapun permasalahan yang ada di masyarakat. Ini termasuk apresiasi dari kejaksaan untuk menyelesaikan masalah. Artinya ini juga memberikan wawasan kita bahwa kejaksaan memiliki progam pembinaan dan pencegahan pelanggaran hukum. Kemarin juga ada survei ke keluarga lingkungan, ini wujud aplikasi penegakan hukum yang baik di masyarakat,” ungkap Tutur Suwantoro, Korban.
“Sedikit soal kronologisnya, sebetulnya saat itu anak keponakan saya saat itu sedang berlibur di Rampal, membawa sepeda onthel, main basket tidak sadar kehilangan. Disana sering sepeda hilang. Ternyata saat itu sudah dikondisikan sudah dipantau petugas karena sudah 4 kali kehilangan,” beber Suwantoro bercerita.
Usai tercapai kesepakatan perdamaian, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang mengajukan permohonan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Setelah mempelajari berkas perkara tersebut, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Dr. Mia Amiati sependapat untuk dilakukan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif dan mengajukan permohonan kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.
Kini Tersangka Syaiful telah bebas tanpa syarat usai permohonan yang diajukan disetujui oleh Jaksa Agung Muda Pidana Umum (JAM-Pidum) Dr. Fadil Zumhana melalui ekspose bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Dr. Mia Amiati, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Malang Edy Winarko, SH, MH, Kasi Pidum Kusbiantoro, SH, MH dan tim JPU. (Dop/Arf)