JAVASATU.COM-PASURUAN- Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan masih menyelidiki penyebab kematian mendadak puluhan ekor babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari. Sampel darah telah diambil untuk diuji di laboratorium, dan hasilnya diperkirakan keluar dalam 5-7 hari ke depan.

Dikutip dari www.pasuruankab.go.id, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, drh Ainur Alfiah, mengungkapkan bahwa timnya telah melakukan monitoring langsung ke lokasi dan mengambil sampel dari beberapa babi milik warga.
“Hari ini kita ambil sampel darah untuk diuji di laboratorium. Insya Allah hasilnya keluar dalam waktu kurang dari seminggu,” ujar Alfiah, Senin (10/2/2025).
Alfiah menjelaskan bahwa sebagian besar babi milik warga di Sedaeng dan Wonokitri dibeli dari pedagang di Malang. Ia khawatir virus African Swine Fever (ASF), yang pernah mewabah di Malang pada 2021, menjadi penyebab kematian tersebut.
“Di Malang memang pernah terjadi kasus ASF. Dikhawatirkan virus yang sama menular ke babi-babi di sini,” jelasnya.
Hingga kini, belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah ASF. Namun, Dinas Peternakan telah memberikan obat-obatan dan melakukan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang babi yang terindikasi.
“Kami memberikan obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh babi serta melakukan desinfeksi kandang untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” tambah Alfiah.
Ia juga mengimbau warga untuk rutin membersihkan kandang dan memberikan vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak, terutama di tengah musim penghujan ekstrem yang disertai angin kencang.
“Rajin-rajin desinfeksi kandang dan berikan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh babi,” pungkasnya. (Saf)