JAVASATU.COM-BATU- Meski telah tiada, nama Dwianto Setyawan tetap hidup dalam ingatan pecinta sastra anak. Penulis asal Kota Batu ini meninggalkan lebih dari 80 buku cerita dan novel anak yang sarat nilai moral dan imajinasi. Karya-karyanya masih menjadi rujukan hingga kini, terutama serial legendaris Sersan Grung-Grung yang populer pada era 1980-an.

Sosok Dwianto begitu inspiratif hingga Romo Y.B. Mangunwijaya pernah mengaku iri karena tak mampu menulis cerita anak sehebat dirinya. Selain menulis, Dwianto juga mendirikan DS Studio yang mewadahi kreativitas anak muda di Kota Batu dan menghasilkan cerita-cerita lucu yang dimuat di majalah anak seperti Hoppla, Bobo, Fun, dan Ayo.
Kehidupan pribadinya juga penuh kisah haru. Ia rela mendonorkan ginjal demi menyelamatkan putra semata wayangnya, Aris, yang menderita gagal ginjal. Meski transplantasi berhasil, Aris kemudian meninggal karena serangan jantung. Kisah cinta dan pengorbanan ini menjadi kenangan mendalam bagi banyak orang.
Sebagai bentuk penghormatan, Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara (HP3N) bersama Satupena Jawa Timur akan menggelar Pekan Sastra dan Puisi Esai Mini untuk mengenang jejak karyanya.
Ketua Satupena Jawa Timur, Akaha Taufan Aminudin mengatakan, acara ini bertujuan mengangkat kembali karya-karya Dwianto kepada generasi muda.
“Dwianto Setyawan bukan hanya penulis, tetapi juga pendidik dan penggerak dunia literasi anak. Semangat dan dedikasinya menciptakan dunia imajinatif bagi anak-anak menjadi warisan berharga yang akan terus dikenang,” kata Taufan menegaskan, Selasa (29/4/2025). (Arf)