JAVASATU.COM- Di tengah krisis populasi hiu di Indonesia, seorang pemuda asal Banyuwangi Jawa Timur menciptakan terobosan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk membantu pelestarian predator puncak laut tersebut.

Ia adalah Oka Bayu Pratama (24), inovator muda yang mengembangkan aplikasi SeeShark, sistem AI pertama di Indonesia yang mampu mengidentifikasi spesies hiu secara cepat dan akurat hanya dari foto potongan tubuhnya.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan Oka terhadap fakta ironis bahwa Indonesia menjadi negara penangkap hiu terbesar di dunia, meski memiliki keanekaragaman hiu tertinggi, yakni 114 dari 500 spesies hiu dunia.
“Kami sering lihat di pelabuhan, hiu sudah dipotong-potong. Petugas kesulitan mencatat jenisnya karena identifikasi dilakukan manual. Dari situ saya pikir, kenapa tidak pakai AI saja,” ujar Oka, Selasa (4/11/2025).
Dari Budidaya Lele ke Inovasi Konservasi
Berbekal kemampuan di bidang AI, IoT, dan Web Development, Oka mengembangkan SeeShark secara mandiri dengan modal dari hasil budidaya lele yang ia jalankan di kampung halamannya, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
“Saya biayai riset ini dari hasil budidaya lele. Uang itu saya pakai untuk beli peralatan, turun ke pelabuhan, dan melatih model AI agar bisa mengenali pola tiap spesies hiu,” kata mahasiswa Universitas Airlangga ini.
Aplikasi SeeShark menggunakan teknologi deep learning untuk mengenali pola pada kulit, sirip, atau bagian tubuh hiu lainnya. Dengan database 9.600 foto dari 10 spesies hiu rentan, SeeShark mampu mengidentifikasi spesies dengan akurasi 95,3 persen hanya dalam hitungan detik.
Selain itu, aplikasi ini menampilkan status konservasi IUCN dan status perlindungan CITES, memberikan peringatan otomatis bagi petugas jika spesies yang didaratkan masuk kategori dilindungi.
Dipakai di Tiga Pelabuhan dan Diakui BRIN
SeeShark telah diuji di tiga pelabuhan utama, yakni Banyuwangi, Lamongan, dan Lombok Timur dan telah membantu mengidentifikasi lebih dari 1.000 gambar hiu di lapangan.
Aplikasi ini juga telah divalidasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta memperoleh dua hak cipta dan satu permohonan paten.
Dukungan Garda Lestari dan Filosofi Kesejahteraan
Inovasi SeeShark dikembangkan di bawah naungan organisasi kepemudaan Garda Lestari, yang berprinsip “Kelestarian Sejati Dimulai dari Kesejahteraan.”
Ketua Garda Lestari Andri Saputra menilai teknologi seperti SeeShark bisa menjembatani kepentingan ekonomi nelayan dan konservasi lingkungan.
“Dengan data akurat, pengelolaan sumber daya laut bisa lebih adil dan berkelanjutan. Kami ingin teknologi ini menjadi alat pemberdayaan, bukan penghalang ekonomi,” ujarnya.
Selain sektor maritim, Garda Lestari juga mengembangkan proyek ekonomi hijau seperti Kampung Aren (Si Macan) di Banyuwangi untuk memberdayakan masyarakat melalui hilirisasi nira aren.
Masuk Finalis Nasional SATU Indonesia Awards 2025
Inovasi SeeShark membawa Oka masuk 10 besar finalis nasional 16th SATU Indonesia Awards 2025 kategori Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna. Program apresiasi tahunan PT Astra International Tbk ini diikuti lebih dari 17 ribu peserta dari seluruh Indonesia.
“Saya tidak menyangka bisa masuk 10 besar. Ini bukan sekadar pencapaian pribadi, tapi bukti bahwa inovasi dari daerah juga bisa berkontribusi untuk dunia,” kata Oka.
Publik dapat mendukung Oka melalui voting online di situs resmi astra.co.id hingga 4 November 2025.
Dengan semangat dan ketekunan, pemuda Banyuwangi ini membuktikan bahwa pelestarian laut bisa dimulai dari tangan anak muda desa — dan satu ide besar berbasis AI. (saf)