email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 20 November 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Peran Kritis Perempuan Dayak dalam Menyelamatkan Hutan Borneo

by Syaiful Arif
28 November 2023

JAVASATU.COM- Ragam eksploitasi hutan di Borneo, mulai dari proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), food estate, pertambangan, hingga perkebunan sawit, berdampak besar terhadap lingkungan, memicu kerusakan paru-paru dan lumbung pangan dunia, serta menyusutnya kawasan hutan dan penurunan kualitas ekosistem. Dalam menghadapi situasi ini, peran masyarakat Dayak, khususnya perempuan Dayak, dalam pelestarian hutan menjadi semakin penting.

 

Ir. Nyelong Inga Simon, Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN). (Foto: Istimewa)

Ir. Nyelong Inga Simon, Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) dan calon legislatif DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, menggelar Lokakarya Nasional (LOKNAS) 1 LPDN dengan tema “Hutan dan Perempuan” pada Minggu (26/11/2023) di Palangka Raya. Kegiatan ini bertujuan untuk memahami peran perempuan Dayak dalam pelestarian hutan dan merancang rencana pembangunan berkelanjutan, terutama setelah 20 tahun Social Forestry.

Loknas LPDN 1 dihadiri oleh perempuan Dayak dari seluruh Kalimantan, termasuk LPD Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan, serta LPD Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Pulang Pisau. Acara dibagi dalam empat sesi, mencakup pembukaan, diskusi pertama dan kedua, serta Pra-Rakernas LPDN.

Sesi pertama menghadirkan narasumber seperti Maria Goreti, S.Sos., M.Si. (Anggota DPD RI), Dr. Alexander Sonny Keraf (Menteri Lingkungan Hidup periode 1999-2001), Neneng Ariani (Penyuluh Kehutanan Madya), dan Santi Marlina (Tumbang Marikoi). Mereka membahas peran perempuan Dayak dalam konteks social forestry, ekonomi, dan lingkungan.

Sesi kedua menghadirkan narasumber perwakilan dari Bapeda Litbang Provinsi Kalimantan Tengah, Bapeda, Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Palangka Raya, serta Kesbangpol Provinsi Kalimantan Tengah. Mereka mengangkat isu perempuan dan politik, serta strategi untuk mengatasi dampak eksploitasi hutan.

Ir. Nyelong Inga Simon, dalam pembukaan acara, menyatakan bahwa LPDN berusaha mengakomodasi semua warna untuk kepentingan perempuan Dayak dan masyarakat secara keseluruhan. Ia menegaskan urgensi pelestarian hutan, terutama bagi perempuan Dayak yang memiliki tanggung jawab domestik keluarga.

BacaJuga :

Difpala Taklukkan Tiga Gunung Termasuk Welirang, Kampanyekan Pendakian Inklusif dan Aman bagi Difabel

Presiden Prabowo Undang Dasco Bahas Situasi Nasional dan Program Strategis

“Hutan dan Perempuan, menjadi pembahasan yang penting karena dalam tradisi dayak kita mengajarkan bahwa Tuhan yang pertama menciptakan langit dan bumi, maka inilah pentingnya hutan sebagai bagian dari bumi bagaimana perempuan bertanggungjawab di dalamnya, kenapa? Karena perempuan dayak dan hutan ini sangat erat dan tidak bisa dipisahkan, jika hutan di bumi borneo habis bukan hanya terancam hilangnya paru-paru dunia melainkan pangan juga habis, peradaban kami orang dayak juga akan musnah. Jika hutan habis maka punahlah semua dan terjadilah krisis moral, karena peradaban kami dihilangkan. Maka stop eksploitasi hutan di Bumi Borneo tanpa memikirkan sosial budaya dan hak masyarakat adat dayak,” tegasnya membeberkan.

Ketua Umum LPDN juga menekankan peran LPDN dalam menampung aspirasi dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat dan daerah.

“Jadi melalui LPDN, kami berharap eksistensi perempuan dayak dan masyarakat dayak di Kalimantan melalui keterlibatannya diberbagai ranah kebijakan baik pusat maupun daerah, serta dilintas sektoral mulai dari sektor pendidikan, sumber daya manusia, umkm, dan lainnya juga termasuk akan dibentuknya sekolah lapangan oleh LPDN yang ditujukan guna mencetak SDM lokal Dayak yang handal sehingga mendapat kesempatan dan prilaku yang profesional dari berbagai stakeholder baik swasta maupun pemerintah yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi yang mengakibatkan deforestasi hutan dan alam di Bumi Borneo. Sehingga hadirnya perkembangan di Bumi Borneo jangan sampai menjadikan perempuan serta masyarakat dayak terbuang dan termusiumkan dari Bumi Borneo. Sehingga selaku Ketua Umum LPDN tentu saya akan berjuang untuk mendorong adanya undang-undang masyarakat adat dayak,” terang Nyelong.

Ketua Umum LPDN, Ir. Nyelong Inga Simon, mengakhiri acara dengan visi bahwa LPDN akan menjadi Rumah Betang yang menyatukan potensi dan kekuatan perempuan Dayak, menciptakan kehidupan yang harmonis dan sejahtera tanpa konflik, kekerasan, dan tekanan.

Lokakarya Nasional (LOKNAS) LPDN dengan tema “Hutan dan Perempuan”. (Foto: Istimewa)

Maria Goreti, S.Sos., M.Si. anggota DPD RI perwakilan Kalimantan Barat yang juga sebagai Wakil Ketua Umum LPDN menyoroti pembekalan kepemimpinan dan hak perempuan Dayak dalam menyikapi kebijakan pemerintah.

Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Persatuan Nasional (26 Oktober 1999 – 9 Agustus 2001), Dr. Alexander Sonny Keraf menekankan pentingnya Social Forestry dalam mendukung ekonomi masyarakat Dayak, dengan mengangkat isu ekonomi, sosial, budaya, dan religi.

“Melalui program Social Forestry atau perhutanan sosial diharapkan terwujudnya ekonomi keberlanjutan bagi masyarakat yang diakibatkan oleh berbagai faktor termasuk perubahan iklim, pemanasan global, juga deforestasi, para pelaku perhutanan sosial yakni masyarakat adat dalam hal ini masyarakat dayak, harus ditujukan untuk keberlanjutan ekonomi guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, untuk mengatasi kemiskinan, untuk mengatasi keterbelakangan, untuk mengatasi kelaparan, penyakit dan seterusnya. Jadi melalui perhutanan sosial ini kemajuan ekonomi didorong secara betul dan dipastikan berkelanjutan,” jelasnya.

Sonny Keraf juga menegaskan perlunya perlindungan terhadap hak masyarakat adat atas tanah dan lahan mereka, menghindari pengusiran akibat investasi yang merugikan masyarakat setempat.

“LPDN diharapkan dapat berperan sebagai perwalian dan melibatkan perempuan Dayak dalam upaya melindungi hak-hak mereka,” tegasnya.

Narasumber lainnya menyikapi peran perempuan Dayak dalam mengatasi masalah stunting, pengembangan SDM lokal, peran politik, dan pembangunan perhutanan sosial. LPDN diharapkan menjadi wadah yang menguatkan kekuatan perempuan Dayak, sejalan dengan filosofi Rumah Betang, sebuah rumah besar yang menyatukan kekuatan bersama keluarga Dayak untuk membangun kehidupan bersama secara harmonis. (Arf)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Lembaga Perempuan Dayak NasionalNyelong Inga Simon

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Erupsi Semeru, Sejumlah Rumah di Dusun Sumbersari Kamar A Rusak Parah

Pengamat Nasky Puji BNN Tangkap 1.259 Pelaku Narkoba di Seluruh Indonesia

Gunung Semeru Naik Level IV Awas, PVMBG Imbau Warga Jauhi Radius Bahaya

Kota Malang Raih Juara II E-Purchasing Awards 2025, Transaksi Jatim Bejo Tembus Rp35 Miliar

Erupsi Semeru, Polres Malang Tutup Total Jalur Ampelgading Malang-Lumajang

Wilayah Malang Masih Aman, BPBD Pastikan Tak Ada Dampak Erupsi Semeru

Orientasi TPK 2025 Digelar, Kota Kediri Genjot Penurunan Stunting 17,6 Persen

Verifikasi Lapangan Sah, Tapi Ganti Rugi Lahan 7 Warga Pujon Masih Remang-Remang

Awan Panas Semeru Capai Jembatan Gladak Perak

Investasi Kota Batu Melonjak, 15 Perusahaan Dianugerahi Batu Investment Award 2025

Prev Next

POPULER HARI INI

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Warga Mulai Mengungsi

Awan Panas Semeru Capai Jembatan Gladak Perak

Verifikasi Lapangan Sah, Tapi Ganti Rugi Lahan 7 Warga Pujon Masih Remang-Remang

Wilayah Malang Masih Aman, BPBD Pastikan Tak Ada Dampak Erupsi Semeru

Polres Gresik Rombak 11 Jabatan Strategis, Kapolres: Demi Tingkatkan Pelayanan Publik

BERITA LAINNYA

Erupsi Semeru, Sejumlah Rumah di Dusun Sumbersari Kamar A Rusak Parah

Pengamat Nasky Puji BNN Tangkap 1.259 Pelaku Narkoba di Seluruh Indonesia

Gunung Semeru Naik Level IV Awas, PVMBG Imbau Warga Jauhi Radius Bahaya

Kota Malang Raih Juara II E-Purchasing Awards 2025, Transaksi Jatim Bejo Tembus Rp35 Miliar

Orientasi TPK 2025 Digelar, Kota Kediri Genjot Penurunan Stunting 17,6 Persen

Awan Panas Semeru Capai Jembatan Gladak Perak

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Warga Mulai Mengungsi

Presiden Prabowo Targetkan Semua Daerah Punya RS Setara Emirates dalam 4 Tahun

LAKSI Dukung Pendekatan Preventif dalam Operasi Zebra Tinombala 2025

Penertiban Tambang Ilegal di Bangka Tengah, Menhan: “Negara Tidak Boleh Kalah”

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Dari Kanjuruhan ke Agroindustri, Jejak Pengabdian Lusiani Ferelia yang Tak Pernah Diam

Operasi Zebra 2025 Dimulai 17 November, Pengamat Puji Fokus Humanis Kakorlantas Polri dan Penertiban Balap Liar

12 Tahun Pesona Gondanglegi, dari Karnaval Jadi Ikon Budaya

Konflik Kepemilikan SMK Turen Malang, Dua Yayasan Bertemu di Mapolsek Cari Solusi

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Warga Mulai Mengungsi

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved