JAVASATU.COM- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa swasembada energi menjadi prioritas utama dalam pemerintahannya. Dalam pidato perdananya di Gedung DPR/MPR RI, ia menyoroti pentingnya ketahanan energi di tengah ancaman geopolitik dan potensi krisis global.

“Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, akan sulit bagi kita untuk mendapatkan sumber energi dari negara lain. Karena itu, kita harus swasembada energi, dan saya yakin kita mampu mencapainya,” tegas Prabowo.
Meskipun demikian, mewujudkan swasembada energi bukanlah perkara mudah. Praktisi energi nasional, Feby Priyatna Kusumah, menyebut bahwa tantangan utama terletak pada pembangunan infrastruktur, regulasi, dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Distribusi dan penyimpanan energi di daerah terpencil masih belum optimal. Kita memerlukan investasi besar untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” ujar Feby, yang berpengalaman dalam proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction), Sabtu (16/11/2024).
Potensi Energi Terbarukan
Prabowo juga mendorong pengembangan energi terbarukan, seperti energi surya dan panas bumi, untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi. Namun, pengembangan ini menghadapi hambatan berupa teknologi penyimpanan energi yang masih terbatas serta akses pembiayaan yang minim.
Menurut Feby, pemerintah perlu memperkuat riset dan pengembangan teknologi energi, baik melalui institusi lokal maupun kolaborasi internasional.
“Jika teknologi penyimpanan energi ditingkatkan, kapasitas energi terbarukan kita akan lebih dapat diandalkan,” katanya.
Selain itu, Feby menyoroti perlunya SDM yang terampil dalam teknologi energi terbarukan. Ia menyarankan penguatan program pelatihan dan sertifikasi manajemen proyek untuk mendukung transisi energi hijau.
Dukungan Regulasi dan Kebijakan
Konsistensi regulasi juga menjadi kunci. Feby menekankan bahwa perubahan kebijakan yang sering terjadi dapat mengurangi kepercayaan investor.
“Jika regulasi terus berubah, sulit menciptakan iklim investasi yang stabil,” tuturnya.
Ia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo untuk memperbaiki insentif dan merevisi regulasi yang mendukung investasi energi terbarukan, termasuk skema Public-Private Partnership (PPP).
Peran Masyarakat dalam Swasembada Energi
Feby juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakat untuk mendukung efisiensi energi dan transisi ke energi hijau.
“Kesadaran publik sangat penting. Jika masyarakat memahami pentingnya energi hijau, mereka dapat berkontribusi dalam mewujudkan kemandirian energi nasional,” pungkasnya.
Dengan visi dan dukungan berbagai pihak, perjalanan menuju swasembada energi di era Presiden Prabowo Subianto masih panjang, tetapi peluang untuk mencapainya semakin terbuka. (Arf)