JAVASATU-SURABAYA- Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) adalah lembaga yang mewakili seniman dan budayawan Provinsi Jawa Timur guna membantu, menopang, dan memfasilitasi program-program Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bidang seni budaya khususnya dalam melestarikan, mengembangkan, dan memelihara kehidupan kesenian di Provinsi Jawa Timur.
Untuk itu DKJT memiliki tiga peranan, Pertama menyediakan konsep, gagasan, memberikan usulan, pertimbangan, dan atau evaluasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur tentang strategi dan kebijakan pembangunan seni budaya di Provinsi Jawa Timur. Kedua sebagai mitra bagi institusi/instansi terkait dengan pengembangan dan pelestarian seni budaya. Ketiga, bersama-sama dengan Dewan Kesenian Kabupaten/Kota se-Jawa Timur melakukan pembinaan dan pengembangan seni budaya di Provinsi Jawa Timur dengan tujuan meningkatkan kualitas berkesenian, menopang tempat dan pusat kegiatan seni budaya, memberdayakan kreatifitas berkesenian yang bernilai ekonomis, mendorong adanya peningkatan apresiasi seni masyarakat, dan meningkatan kesejahteraan seniman.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) melaksanakan program fasilitasi kesenian komunal untuk memfasilitasi komunitas, lembaga atau sanggar untuk terus berkarya pada kegiatan kesenian baik berupa diskusi, pameran, pemutaran film, pertunjukan kesenian dan lain sebagainya.
Perwakilan Presidium Fuad Dwiyono menyampaikan “Fasilitas ini DKJT siapkan berupa subsidi untuk mengasah dan menampilkan karya mereka. Pada tahap kedua tahun 2021 Subsidi ini diperuntukkan bagi tiga komunitas, lembaga atau sanggar” Kata Fuad.
“Untuk itu bagi komunitas, lembaga atau sanggar yang ingin menerima bantuan program fasilitasi komunal ini harus mengirimkan proposal kegiatan kepada Kesekretariatan DKJT kemudian akan diseleksi dan dikurasi kembali oleh team internal dari DKJT yang terdiri dari perwakilan Departemen dan Badan Pengurus Harian. Hibah atau Fasitalitasi Kesenian komunal ini langsung ditransfer ke rekening komunitas, lembaga, atau sanggar seni terpilih untuk digunakan sebaik-baiknya pada kegiatan yang dilakukannya” Lanjut Fuad.
Untuk diketahui pada bulan agustus lalu DKJT juga telah memberikan Fasilitasi Komunal Tahap satu kepada yakni Komunitas Aksara Pesisir dari Lamongan, Loste Production dari Surabaya, dan Malang Performance art Community.
Pada fasilitas kesenian komunal tahap dua ini DKJT juga memilih tiga komunitas, lembaga, atau sanggar seni melalui proses pemilihan dan kurasi yang ketat.
Wakil Sekretaris Bidang Program Nasar Albatati dalam Keterangan persnya mengatakan “Pada fasilitasi kesenian komunal ini DKJT sudah memilih tiga komunitas dianggap memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh team internal DKJT. Seperti memenuhi kreatif, inovatif dan produktif serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip berkesenian” kata Nasar.
“Tiga penerima program fasilitasi kesenian komunal tahap 2 ini antara lain Rebung Pringori Mojokrapak dari Kabupaten Jombang, Omah Panji dari Kota Kediri, dan Padepokan Seni Madura dari Kabupaten Sumenep” lanjut Nasar.
Pria yang akrab disapa Habib Nasar itu kemudian menjelaskan satu persatu profil komunitas penerima fasilitasi kesenian komunal DKJT tahap dua ini.
“Pertama, Rebung Pringori Mojokrapak adalah komunitas yang berasal dari Kabupaten Jombang. Komunitas “rebung” mengandung makna filosofi bakal atau tunas tanaman yang kokoh dengan akar yang kuat merengkuh bumi sehingga menghasilkan tanaman yang kokoh berdiri tahan hempasan angin sekencang apapun. Komunitas “rebung” ingin mengadopsi filosofi tersebut sebagai semangat menguatkan akar budaya bagi generasi.muda sehingga nantinya akan memberi bekal kuat bagi generasi muda desa sekuat akar-akar tanaman bambu,” urai Nasar.
“Selanjutnya Omah Panji adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, seni budaya, lingkungan dan ekonomi kreatif di Kota Kediri. Sebagai lembaga sosial budaya, Yayasan Omah Panji sangat berkepentingan untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi daerah khususnya yang menyangkut bidang seni budaya tradisional dan etnik yang hampir punah sebagai upaya pelestarian dan pewarisan” terang Nasar.
“Kemudian yang terakhir Padepokan Seni Madura didirikan pada tahun 2014 dan sampai pada saat ini masih berkembang. Berupa ruang kretivitas dari pelaku seni di Madura yang tidak dibatasi wilayah kabupaten. Ruang dimana pertemuan kreatif menjadi persilangan-persilangan wacana, ide, kreativitas, metode, dan gagasan pada perkembangan seni pertunjukan dan seni instalasi masa kini. Sejak kehadirannya hingga kini Padepokan Seni Madura telah mewarnai dunia kesenian di Pulau Madura dan Indonesia” lanjut Nasar.
Penerima bantuan komunal sangat mengapresiasi adanya program fasilitasi kesenian komunal ini, salah satunya adalah Anwari dari Padepokan Seni Madura “Saya bersyukur sekali dengan hadirnya DKJT melalui bantuan hibah ini, hal ini menjadi suatu dorongan, sumbangsih, dan kepedulian pada ruang-ruang komunitas yang berada di pelosok-pelosok, karena bagi kami terutama yang berada di desa kehadiran lembaga besar setingkat DKJT ini mampu meningkatkan gairah berkesenian kami” kata Anwari.
Nasar Albatati selaku penanggung jawab program ini ini punya harapan besar pada Program Fasilitasi Kesenian Komunal yang ini “Dengan adanya program Fasilitasi Kesenian Komunal Dewan Kesenian Jawa Timur ini semoga bisa meningkatkan kualitas pembinaan dan pengembangan seni dan budaya untuk mendorong pengembangan kreativitas seni di Jawa Timur” kata Nasar.
“Selain itu melalui program fasilitasi kesenian komunal ini Dewan Kesenian Jawa Timur berharap mendapatkan masukan ide, wacana, dan gagasan baru dari komunitas, lembaga, dan sanggar seni agar nantinya Dewan Kesenian Jawa Timur lebih punya strategi, energi dan amunisi yang kuat di dalam memajukan kesenian dan kebudayaan di Jawa Timur,” tegas Nasar.(ary)
Comments 25