Javasatu,Gresik- Seperti diketahui, guru bangsa KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok yang intens berziarah kubur. Bahkan setiap datang ke suatu tempat, yang pertama kali ia datangi adalah makam atau kuburan.
Diceritakan, pernah suatu ketika ia melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia dan langsung mencari makam orang pertama dalam lintas sejarah Suku Aborigin.
Makam-makam orang penting dan berjasa dari yang paling terkenal hingga yang tak dikenal masyarakat, pernah Gus Dur kunjungi.
Bagi Gus Dur, interaksi orang yang masih hidup tidak hanya dengan orang-orang yang masih berada di atas bumi, tetapi juga manusia-manusia di bawah liang lahat yang telah dipanggil Sang Kuasa.
Berziarah ke makam orang-orang mulia bagi Gus Dur adalah sebuah keistimewaan spiritual.
Di saat bertemu dan berkunjung dengan sebagian orang yang masih sarat dengan kepentingan duniawi, berkunjung ke makam, bagi Gus Dur merupakan wasilah untuk menemukan bongkahan solusi dari setiap persoalan, karena baginya orang yang sudah meninggal tak mempunyai kepentingan apapun.
Lalu, apa rahasia bacaan Gus Dur saat berziarah kubur?
Suatu ketika, KH Husein Muhammad Cirebon berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya Jakarta. Ia bertemu dgn salah seorang sahabat karib Gus Dur, Imam Mudzakkir.
Ia pernah mondok bersama Gus Dur saat di Lirap, Kebumen, Jawa Tengah dan di pesantren lain seperti Tebuireng, Tegalrejo & Krapyak.
Imam Mudzakkir menceritakan kepada Kiai Husein bahwa apabila berkunjung atau berada di suatu daerah, Gus Dur selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke kuburan para wali dan ulama setempat.
Diceritakan Imam bahwa Gus Dur duduk cukup lama di pusara yg ia ziarahi. Paling tidak selama satu jam hingga satu setengah jam.
“Beliau membaca tahlil lalu membaca sholawat tidak kurang dari 1.000 kali,” ungkap Imam Mudzakkir almarhum. (KH Husein Muhammad, Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus, 2015).
Dinyatakan oleh Imam, Gus Dur tak pernah absen membaca shalawat setiap harinya.
Setiap hari Gus Dur membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW sebanyak 1.000 kali. Bagi Gus Dur, shalawat merupakan jalan pembuka segala galanya setiap seseorang melakukan kebaikan, termasuk ibadah. (Bas/Arf)