JAVASATU.COM-MALANG- Tiga santri yang sebelumnya dilaporkan hilang akibat terseret ombak di Pantai Balekambang, Kabupaten Malang, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korban terakhir ditemukan pada Jumat (11/4/2025) sore, setelah tiga hari proses pencarian oleh tim SAR gabungan.

Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, mengatakan bahwa korban terakhir bernama Muhammad Fahmi Sirrillah (15), berhasil ditemukan sekitar pukul 15.15 WIB oleh Tim Search and Rescue Unit (SRU) 2 laut, menggunakan kapal karet milik Tagana.
“Korban ditemukan mengapung sekitar 4 mil laut dari lokasi kejadian, tepatnya di perairan barat Pantai Rantai Wulung, wilayah RPH Sumbermanjing Kulon, Desa Bandungrejo, Kecamatan Bantur,” ungkap Bambang saat dikonfirmasi.
Jenazah Fahmi langsung dievakuasi ke daratan dan dibawa ke RSSA Malang untuk pemeriksaan medis dan identifikasi. Ciri-ciri fisik korban yang dikenali antara lain gelang di tangan kiri, kalung berbentuk taring, dan bekas luka jahitan di pelipis kanan.
Sebelumnya, dua korban lain yakni Yasir Arafat Inninawa (15) dan Muhammad Luthfi Munawar (15), juga telah ditemukan pada Jumat pagi, hanya berselang beberapa menit dari waktu pencarian. Keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di perairan sekitar lokasi kejadian, masing-masing oleh SRU 3 dan SRU 2.
“Korban pertama, Yasir, ditemukan pukul 07.38 WIB, lalu sekitar pukul 08.47 WIB kami temukan Luthfi. Keduanya juga langsung dibawa ke RS Syaiful Anwar Malang,” terang Bambang.
Ketiga korban diketahui merupakan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto. Mereka dilaporkan hilang sejak Rabu (9/4/2025) saat berenang di kawasan palung Pantai Balekambang.
Pencarian melibatkan sejumlah unsur gabungan, di antaranya Satpolairud Polres Malang, Basarnas, BPBD Jatim, TNI, Polsek dan Koramil Bantur, Tagana, Perumda Jasa Yasa, Perhutani, serta relawan lainnya.
“Operasi ini adalah wujud nyata sinergi dan kepedulian antarinstansi dalam misi kemanusiaan. Kami menyampaikan duka mendalam untuk keluarga korban,” kata Bambang.
Ia juga mengimbau wisatawan untuk lebih berhati-hati saat berkunjung ke kawasan pantai selatan, mengingat karakter ombak yang tinggi dan arus laut yang kuat.
“Patuhi rambu larangan dan hindari zona berbahaya. Keselamatan harus jadi prioritas utama,” pungkasnya. (Agb/Saf)