email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Rabu, 26 November 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Tari Kolosal Dewi Sri Ditinjau dari Falsafah Laku Hidup

[Esai]

by Redaksi Javasatu
17 Desember 2023
(Foto: Tangkapan layar dari channel YouTube Budaya Saya)

Tari Kolosal Dewi Sri Ditinjau dari Falsafah Laku Hidup

Oleh: Eko Windarto – Penulis Satupena

Secara harfiah, “Tari Kolosal Dewi Sri” mengacu pada sebuah tarian tradisional yang menggambarkan keindahan dan kekuatan dewi Sri, dewi panen dan kesuburan dalam mitologi Hindu. Secara lebih mendalam, tarian ini juga mewakili keberhasilan manusia dalam mencapai keseimbangan dan harmoni dengan lingkungan sekitar.

Sementara itu, “Falsafah Laku Hidup” mengacu pada prinsip dan nilai-nilai yang menjadi pedoman manusia dalam menjalani kehidupannya. Dalam konteks ini, falsafah laku hidup diterapkan dalam tarian Kolosal Dewi Sri sebagai usaha untuk mempertahankan keseimbangan dan kesuburan alam, serta menjalani kehidupan yang seimbang.

Dalam konteks ini, esai ini akan mengeksplorasi makna tari Kolosal Dewi Sri dari perspektif falsafah laku hidup. Kita akan melihat bagaimana prinsip keseimbangan dan kesuburan tercermin dalam tarian ini, dan bagaimana tarian ini mengajarkan kepada kita untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan saling mendukung di dunia yang kompleks dan bergejolak.

Tari Kolosal Dewi Sri menceritakan kisah tentang kehidupan seorang petani dan bagaimana petani menggantungkan hidupnya pada hasil panen. Tarian ini menekankan pentingnya kesuburan tanah dan keseimbangan lingkungan untuk memastikan bahwa hasil panen yang berlimpah bisa dicapai. Di mata masyarakat tradisional, keberhasilan dalam pertanian adalah simbol kesuburan yang terwujud, bukan hanya dalam bentuk panen yang melimpah tetapi juga dalam bentuk kesehatan dan kemakmuran dalam masyarakat.

Sejak zaman kuno, prinsip keseimbangan telah menjadi bagian integral dari ajaran filsafat Hindu. Dalam Hinduisme, keseimbangan bukan hanya soal menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga menjaga keseimbangan di lingkungan sekitar, bahkan di dunia sekalipun. Tarian ini menunjukkan bahwa dengan menjaga keseimbangan alam, kehidupan manusia juga akan berjalan dengan lebih harmonis dan produktif.

Dalam tarian Kolosal Dewi Sri juga terdapat prinsip-prinsip kehidupan seperti gotong royong dan kebersamaan. Kehidupan petani selalu didasarkan pada kemampuan mereka untuk berkolaborasi dan bersama-sama mencapai tujuan yang sama. Gotong royong dan kebersamaan menjadi modal penting dalam mempertahankan keseimbangan dan keberhasilan panen. Ini menggambarkan pentingnya saling membantu dan saling mendukung dalam menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Dalam esai ini, kita telah melihat bagaimana tari Kolosal Dewi Sri mewakili prinsip-prinsip falsafah laku hidup. Dalam pandangan Hindu, keseimbangan dan kesuburan adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan produktif. Prinsip-prinsip ini tercermin dalam tarian Kolosal Dewi Sri, yang menunjukkan bahwa jika kita menjaga keseimbangan di lingkungan dan bersama-sama bekerja untuk tujuan yang sama, maka kita dapat mencapai keseimbangan dan kesuburan dalam kehidupan kita sendiri. Dalam hal ini, tarian Kolosal Dewi Sri dapat menjadi panduan dan inspirasi untuk menjalani kehidupan yang seimbang, harmonis, dan saling mendukung.

BacaJuga :

OPINI: Guru Lagu lan Guru Wilangan

OPINI: Pahlawan Dulu Melawan Penjajahan, Pahlawan Kini Melawan Keadaan

Tari Kolosal Dewi Sri Memiliki Banyak Pesan Penting Yang Dapat Diterapkan Dalam Kehidupan Sehari-hari:

Menjaga Keseimbangan Prinsip keseimbangan yang tercermin dalam tarian Kolosal Dewi Sri dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, menjaga keseimbangan antara kebutuhan fisik dan kebutuhan mental, serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan individu dan kebutuhan kelompok.

Mencapai Kesuburan Kesuburan yang menjadi tema utama dalam tari Kolosal Dewi Sri juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kesuburan dapat diartikan secara luas, mulai dari kesuburan tanah dan alam, hingga kesuburan dalam hubungan sosial dan keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai kesuburan dengan menumbuhkan kebersamaan dan keakraban dalam hubungan sosial dan keluarga, serta menjaga kesehatan lingkungan sekitar untuk menjaga kesuburan alam.

Gotong Royong dan Kebersamaan Praktik gotong royong dan kebersamaan yang tercermin dalam tari Kolosal Dewi Sri dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam situasi di mana kerja sama dan kebersamaan diperlukan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kehidupan sehari-hari, gotong royong dapat diterapkan dalam berbagai konteks seperti lingkungan kerja, organisasi masyarakat, dan kegiatan sosial.

Menghargai Tradisi dan Kebudayaan Tari Kolosal Dewi Sri adalah sebuah warisan budaya yang berkembang dari generasi ke generasi. Kita dapat belajar untuk menghargai dan menjaga budaya tradisional dengan cara mempelajari, mempraktikkan, dan mempromosikan kebudayaan tradisional kita dalam kehidupan sehari-hari.

Memperhatikan Lingkungan Keberhasilan panen dalam tari Kolosal Dewi Sri bergantung pada kondisi lingkungan, seperti ketersediaan air dan kesuburan tanah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memperhatikan lingkungan sekitar dan menjaga keseimbangan ekologis dengan cara menghemat sumber daya alam, mengurangi polusi, serta menjaga kelestarian lingkungan.

Tari Kolosal Dewi Sri mengandung banyak pesan penting tentang keseimbangan, kebersamaan, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Pesan-pesan tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, harmonis, dan saling mendukung.
Nilai-nilai Budaya Yang Terkandung Dalam Tari Kolosal Dewi Sri:

Kebersamaan (Gotong Royong) Tari Kolosal Dewi Sri mengandung nilai-nilai kebersamaan atau gotong royong. Dalam tarian ini, semua orang berpartisipasi dan bersama-sama menyumbangkan keahlian masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu meminta kesuburan agar panen dapat melimpah. Praktik gotong royong adalah sebuah tindakan masyarakat dalam bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang baik dan diinginkan.

Keseimbangan Nilai keseimbangan sangat terkandung dalam tari Kolosal Dewi Sri. Dalam tarian ini, keseimbangan antara kesuburan tanah dan kesuburan manusia sangat penting. Penari menari dengan gerakan yang seimbang dan mengalir, menciptakan perasaan yang tenang dan harmonis. Keseimbangan juga diperlihatkan dalam penataan koreografi tarian, di mana para penari menyeimbangkan gerakan dan langkah, sehingga menghasilkan tarian yang indah dan seimbang.

Kepercayaan Tari Kolosal Dewi Sri didasarkan pada kepercayaan masyarakat tentang pentingnya memohon berkat dan kesuburan untuk melimpahkan panen. Dalam mitologi Hindu, Dewi Sri adalah dewi kesuburan, sehingga dianggap sangat penting untuk memperoleh berkat dari Dewi Sri. Kepedulian akan kepercayaan yang ada, dan mempelajari upacara budaya yang berkaitan dengan tarian, adalah suatu bentuk penghormatan terhadap kepercayaan masyarakat.

Warisan Budaya Tari Kolosal Dewi Sri diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Praktik konservasi warisan budaya seperti tarian ini membantu mempertahankan identitas budaya dan mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata budaya.

Penghargaan Terhadap Alam Tari Kolosal Dewi Sri mengajarkan tentang pentingnya menjaga alam dan kesuburan menjadi hal yang sangat penting dalam tanah pertanian. Keseimbangan antara manusia dan alam adalah suatu hal yang penting untuk menjaga kepercayaan dan ketentraman masyarakat. Rutinitas yang terus-menerus dijalankan oleh masyarakat atas kesuburan alam tergantung pada ketersediaan air dan kesuburan tanah, sehingga penghargaan terhadap alam sangatlah penting.

Itu hanya beberapa nilai budaya yang terkandung dalam tari Kolosal Dewi Sri. Tari ini menggambarkan tentang keberhasilan manusia dalam memberikan perlindungan alam, menjaga keseimbangan dan kesuburan, menghormati kepercayaan, mengapresiasi warisan budaya, serta menjaga harmoni dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Eko WindartoSatupena

Comments 1

  1. Eko Windarto says:
    2 tahun ago

    Insyaallah ini menjadi lecutan bagi karya saya Tari Dewi Sri yg telah menjadi naskah bisa terwujud secara nyata. Di mana di dalam konsep tari tsb ada tari TANDUR MATUN yg pernah saya bawa ke APEKSI di Pasuru 2023.

    Balas

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Presiden Rapat bersama Menhan dan Panglima TNI Bahas Koperasi Merah Putih

Lagu “Protes” Milik CHANCHAN, Ungkapan Emosional Sang Vokalis

Hari Guru Nasional: Malang Barat dan Selatan Kekurangan Guru

Presiden Beri Rehabilitasi Eks Pejabat ASDP, Pengamat: Bukti Negara Hadir Jawab Aspirasi Publik

Kota Malang Raih IKK Award 2025, Diakui Berkualifikasi Unggul oleh LAN RI

Demo Buruh Gresik, Tuntut Kenaikan UMK hingga Penguatan URC

Pemkab Gresik Tingkatkan ASN Setda, Sekda Tekankan Disiplin dan Profesionalitas

Hari Guru, Dindik Kabupaten Malang Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan dan Tuntaskan Status Honorer

Polres Malang Salurkan 4.000 Liter Air Bersih untuk Warga Lawang Terdampak Longsor

DPRD Kabupaten Malang Soroti Kebutuhan Guru dan Pendidikan di Hari Guru Nasional 2025

Prev Next

POPULER HARI INI

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

OPINI: Guru Lagu lan Guru Wilangan

DPRD Kabupaten Malang Soroti Kebutuhan Guru dan Pendidikan di Hari Guru Nasional 2025

Demo Dukung Pembukaan Jalan Tembus Griya Shanta Mengiringi Sidang di PN Malang

Tirta Kanjuruhan Klarifikasi Pembangunan SPAM Putukrejo: Semua Prosedur Sudah Sesuai

BERITA LAINNYA

Presiden Rapat bersama Menhan dan Panglima TNI Bahas Koperasi Merah Putih

Lagu “Protes” Milik CHANCHAN, Ungkapan Emosional Sang Vokalis

Presiden Beri Rehabilitasi Eks Pejabat ASDP, Pengamat: Bukti Negara Hadir Jawab Aspirasi Publik

OPINI: Guru Lagu lan Guru Wilangan

Menhan dan Panglima TNI Tegaskan Penguatan Pertahanan sebagai Kunci Stabilitas Nasional

TNI Perkuat Reformasi Birokrasi, Komitmen Bangun Aparatur Profesional dan Bersih

Single “Hidup dan Cinta” Bend Of The Rivers Terinspirasi Perjuangan Arul Dampingi Istri Sakit

Blitar Ekraf Kolaborart Festival 2025: Tunjukkan Kreativitasmu, Mari Gabung

TNI Bantu Penyelamatan Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon

Kepala BNN Tekankan Peran Pelajar RI di Luar Negeri untuk Indonesia Emas 2045

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Rute, Tarif dan Jam Operasional Trans Jatim Malang Raya

Blitar Ekraf Kolaborart Festival 2025: Tunjukkan Kreativitasmu, Mari Gabung

OPINI: Guru Lagu lan Guru Wilangan

Pramuka Kota Malang Membangun Generasi Muda yang Peduli, Kreatif dan Berkarakter

Perusahaan Rokok di Malang Terancam Eksodus, Urus PBG Paling Sulit, DPRD Janji Bereskan

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved