JAVASATU.COM- Adira Finance melaporkan pertumbuhan piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 7% secara year-on-year (y/y), mencapai Rp57 triliun hingga September 2024. Meski kondisi ekonomi global penuh tantangan, pertumbuhan ini tetap tercapai berkat kontribusi positif dari pembiayaan non-otomotif serta pembiayaan syariah dan kendaraan listrik (EV).
Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila, menjelaskan bahwa kinerja pembiayaan baru di segmen otomotif mengalami penurunan 9% y/y menjadi Rp27,8 triliun. Namun, di segmen non-otomotif, Adira Finance berhasil membukukan pembiayaan sebesar Rp6,8 triliun, terutama melalui segmen multiguna.
“Di samping itu, pembiayaan syariah mencatatkan total Rp5,9 triliun atau 21% dari total pembiayaan baru, sementara pembiayaan untuk EV mencapai Rp290 miliar,” imbuhnya mengungkapkan, Kamis (31/10/2024).
Secara regional, Adira Finance juga mencatatkan pencapaian yang baik di wilayah Papua, Sulawesi, dan Maluku (Pasima), dengan total pembiayaan baru Rp1,8 triliun.
“79% dari pembiayaan di Pasima berasal dari segmen otomotif, sedangkan sisanya 21% dari segmen non-otomotif,” kata Kepala Wilayah Pasima, Yoppy Edyson Tulalo.
Adira Finance terus memperluas jaringan bisnisnya dengan total 484 cabang hingga September 2024, termasuk cabang syariah, serta mengoptimalkan platform digital seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dan dicicilaja.com.
Selain itu, dalam upaya mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perusahaan meluncurkan Adira Festival Pasar Rakyat (FPR) di berbagai daerah dari Agustus hingga Desember 2024.
Dari sisi keuangan, pendapatan Adira Finance mencapai Rp7,5 triliun, naik 9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Beban perusahaan meningkat 18% y/y menjadi Rp6,1 triliun, yang berdampak pada penurunan laba bersih sebesar 17% y/y menjadi Rp1,1 triliun.
Meskipun demikian, perusahaan tetap mempertahankan diversifikasi pendanaan melalui kolaborasi dengan Bank Danamon, pinjaman eksternal, serta penerbitan obligasi.
Pada Oktober 2024, Adira Finance menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI tahap IV sebesar Rp2 triliun dengan oversubscribe 2,3 kali, memperkuat daya saing perusahaan dalam memperoleh pendanaan yang lebih kompetitif. (Saf)