Javasatu,Gresik- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan kolaborasi dengan Usaid Madani, Pattiro, Fhi360 dan Bank Sampah Giri tentang persampahan di Gresik, Jumat (9/4/2021) bertempat di Aula Putri Mijil Pendopo Kabupaten Gresik.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik melalui Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Sampah, Umaya kegiatan ini sebagai bentuk keseriusan Pemkab Gresik dalam menanggulangi persampahan. Artinya, Pemkab menerima masukan dari dari Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan para pegiat sampah.
“Sehingga hasil dari survei teman teman pegiat dan OMS terkait sampah akan kita kolaborasikan dengan kami (DLH Pemkab Gresik, red). Dan kita akan kolaborasi bersama untuk menata dan mengelola sampah” terang Umaya, Jumat (9/4/2021).
DLH mengaku di beberapa wilayah (desa) yang ada di Gresik sudah siap dalam pengelolaan sampah.
“Seperti di wilayah Gresik Selatan di Desa Betiting Cerme warga sudah oke, Balong Panggang. Dan di wilayah Gresik Utara di Desa Prupuh juga sudah siap. Artinya kolaborasi dengan para pegiat seperti ini yang kami harapkan” tambah Umaya.
Pihak DLH menyampaikan terima kasih kepada para pegiat yang sangat peduli dengan persampahan.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Usaid Madani, Pattiro, Fhi360, Bank Sampah Giri dan Ecoton yang sangat peduli dengan kebersihan masalah sampah. Hasil survei dari teman teman ini akan menjadi acuan perkembangan sampah di masyarakat” papar Umaya.
Usaid Madani Menilai Hasil Survei Penting untuk Dibahas
FC Usaid Madani untuk Gresik, Mubarno Budidayanto menilai, hasil survei terkait sampah penting dan perlu disampaikan kepada pemangku kebijakan, hal itu menurut dia, untuk keberlangsungan dan kemajuan Gresik Baru.
“Kita harus kolaborasi dengan DLH, Dinkes, PMD, kita berharap semua OPD atau Stakeholder harus peduli dengan kegiatan pelayanan sampah. Kabupaten Gresik beruntung dengan adanya Usaid Madani, karena semua kabupaten di Indonesia sedang berlomba untuk mendapat fasilitasi dari Usaid Madani” ungkap Mubarno.
Kelayakan Armada Pengangkut Sampah Harus Diperhatikan
Menurut Ketua Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Gresik Nur Khosiah, ada beberapa poin hasil survei Pattiro sama dengan hasil survei DLH Gresik. Pelayanan sampah saat ini 47 persen, Timbulan sampah perhari 350 ton, Masuk TPA sebanyak 155 ton.
“Kita harus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Harus ada zoom miting secara berkala utamanya untuk membahas daerah pinggiran sungai. Ada armada khusus 10 kibik untuk menyusuri sampah liar yang ada di jalanan. Jangan sampai terkendala anggaran” papar Khosiah.
Khosiah menambahkan, banyaknya kontainer (sarpras) dengan kondisi yang tidak layak (bak truk) itu juga menjadi kendala teknis terkait persampahan.
“Kita punya armada 32 tapi banyak armada kosong, usia kontainer maksimal 5 tahun. Kontainer 150, masih banyak bolong. Tahun 2020 pengadaan 9 dan perbaikan 19 armada. 2021 pengadaan kontainer belum tahu” imbuh dia.
Pattiro menilai, Gresik sudah menjadi daerah yang darurat sampah. Harus ada penegakan Perbup dengan cara membentuk Satgas kebersihan. Sehingga tidak ada pembuangan sampah liar.
“Untuk itu, mari kita bersama-sama menuju Gresik zero sampah. Kita sudah memasuki darurat sampah. Seperti di TPA Ngipik 12 bulan akan overload. Dan peran serta masyarakat terkait sampah menjadi ujung tombak untuk mewujudkan Gresik bebas sampah” pungkas Khosiah. (Bas/Arf)