JAVASATU.COM-PASURUAN- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan terus berupaya mencegah prevalensi angka stunting di wilayahnya, salah satunya melalui Emotional Demonstration (EMODEMO) pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Wakil Bupati Pasuruan, Mujib Imron saat membuka agenda EMODEMO pada Sabtu (3/9/2022) di Balai Desa Genengwaru, Kecamatan Rembang mengatakan, untuk mencegah stunting pada balita tidak hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat.
Untuk itu, sebut Gus Mujib sapaan akrabnya, dibutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak yang terstruktur. Baik Pemerintah Desa (Pemdes), Puskesmas, Organisasi Masyarakat (Ormas) maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Pasuruan.
“Pak Bupati, Wabup, Dinkes, Puskesmas dan masyarakat termasuk kades dan perangkatnya bertanggungjawab agar stunting terus bisa ditekan. Artinya, kita akan terus menggerakkan Posyandu aktif tiap bulan. Bidan Desa atau Kader Posyandu harus mendeteksi dan mendata ibu hamil di daerahnya masing-masing. Harapannya harus benar-benar diperiksakan kondisi kesehatannya,” ungkap Gus Mujib seperti dikabarkan pasuruankab.go.id.
Menurut Gus Mujib, EMODEMO adalah sebuah strategi perubahan perilaku berupa panduan kegiatan partisipatif melalui penyampaian pesan dengan cara yang menyenangkan dan menyentuh emosi. Sebab itu, Gus Mujib meminta kepada seluruh Kader Posyandu dapat menyampaikan kepada ibu hamil melalui permainan dan peragaan. Tujuannya untuk mengubah perilaku dalam merawat bayinya, sehingga dapat mencegah terjadinya stunting.
“Kenapa stunting jadi prioritas? Karena anak-anak bayi/ balita kalau kena stunting akan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan. Yang lebih kita takutkan, anak kena stunting itu IQ nya sangat lambat. Cara berpikirnya tidak bisa disamakan dengan yang lain. Kondisi anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 HPK bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak,” jelasnya.
Gus Mujib berharap agar EMODEMO dapat segera ditindaklanjuti untuk peningkatan kesehatan di masa mendatang. Targetnya, mewujudkan Kabupaten Pasuruan bebas stunting serta menjadikan anak yang sehat berkualitas. Pada akhirnya dapat mencapai Kabupaten Pasuruan yang sejahtera, maslahat, dan berdaya saing.
“Persoalan stunting memang menjadi perhatian internasional. Termasuk yang disampaikan Pak Presiden, penanggungjawab utama di Indonesia. Negara sangat padat penduduknya. Presiden terus berusaha untuk menurunkan angka stunting. Hal itu sesuai dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) Tahun 2020-2024 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai struktur,” urai Gus Mujib.
Adapun fokus RPJMD, diungkapkan Gus Mujib, terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan yang kompetitif di berbagai wilayah, didukung Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing.
“Maka dari itu harus dipersiapkan dan dimulai sejak dini yaitu sejak bayi dalam kandungan serta pemenuhan gizi pada usia balita. EMODEMO diantara solusinya,” tandasnya. (*)