JAVASATU.COM-GRESIK- Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah menyebut, di Kabupaten Gresik nantinya tidak ada lagi guru honorer. Caranya, dengan mengebut pengangkatan guru honorer menjadi guru PPPK.

“Pengangkatan guru honorer menjadi PPPK juga terus dikebut. Targetnya, di Kabupaten Gresik nantinya tidak ada lagi guru honorer,” sebut Bu Min sapaan akrabnya saat berkunjung ke Pulau Bawean dalam kegiatan bertajuk pembinaan kelembagaan dalam rangka peningkatan pelayanan dan kualitas pendidikan, dan Halalbihalal, Selasa (16/5/2023).
Di hadapan sekitar 1.000 guru mulai tingkat TK hingga SMA itu, Bu Min mengungkapkan, dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik telah memberikan dukungan anggaran yang tidak kecil.
“Pada tahun ini, sebanyak 3.206 guru PAUD akan mendapat insentif bulanan Rp.200 ribu x 12 bulan dengan total mencapai Rp.7,7 miliar,” ungkap Bu Min di hadapan ribuan guru di bawah naungan Dispendik dan Kemenag Gresik itu.
Selain itu, kata dia, kepada para guru, Bupati Fandi Akhmad dan Wakil Bupati Aminatun Habibah berkomitmen memberikan uang jasa kepada hampir 14 ribu guru.
Sementara itu, Bu Min menambahkan, khusus kepada masyarakat Bawean akan diberikan bantuan yang terbaik. Salah satunya adalah realisasi program Kejar Paket Tuntaskan Putus Sekolah (Jaketku). Diketahui, ada sekitar 47 orang yang siap mengikuti program Jaketku di Bawean.
“Kami akan senantiasa mencurahkan usaha sepenuh hati di bidang pendidikan. Baik itu di Bawean ataupun daratan. Karena ini menjadi perhatian khusus saya dan pak bupati sejak dulu,” ungkap Bu Min.
Di tempat yang sama, berkaitan dengan program Jaketku, Kadispendik S. Haryanto berharap ke depan akan ada Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Bawean.
“Sehingga pelajar tidak terlalu jauh mengikuti PKBM yang saat ini tersedia di Kecamatan Cerme,” ujar Hariyanto.
Sementara itu, di tempat yang sama pula, Kepala Kantor Kementerian (Kakan Kemenag) Kabupaten Gresik, Moh. Ersat menyebut, berkat Bawean indeks pendidikan di Gresik melejit tinggi sejak tahun lalu.
“Kepuasan pelayanan masyarakat terhadap pendidikan di Gresik sudah lebih dari 80%. Ini sangat baik karena sudah diatas rata-rata Jawa Timur,” kata Ersat. (Bas/Arf)