Javasatu,Malang- Memasuki musim kemarau 2019, Rabu (17/7/2019) kelompok 44 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilepas oleh pihak kampus ke tempat kegiatan yang berlokasi di Desa Pringgodani, Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

“Kami diberangkatkan oleh pihak Kampus kami ke Desa Pringgodani untuk kegiatan KKN ini pertengahan bulan Juli lalu,” ungkap Koordinator Desa, Muhammad Bagas Dewantoro, melalui juru bicara Kelompok KKN44 UMM, Rina, S (27/7/2019).

Ia menjelaskan KKN kelompok beranggotakan 31 orang yang terdiri dari berbagai macam Fakultas antara lain, FISIP, FKIP, TEKNIK, FEB, HUKUM, FPP, FK, FIKES dan FAI.
Bahkan, beber Rina, pada tanggal 18 Juli 2019 secara resmi dilakukan pembukaan KKN sekaligus penyerahan kepada pihak desa oleh Tim Pembimbing Lapangan UMM dan diterima pejabat Desa Pringgodani, Bantur.
“Perangat desa yang diwakilkan oleh Pak Edi Suwono selaku Pj Kepala Desa menyambut dengan hangat kedatangan kelompok kami,” terangnya.
Rina menyebut peran mahasiswa kerapkali didengungkan sebagai social control, agen of changes, juga iron stock. Sebab itu, pihaknya terpanggil untuk menjalankan tugas besar dalam membuktikan peran dan fungsi mahasiswa kepada masyarakat Desa Pringgodani.

Dijelaskan, sebelum dimulai kegiatan KKN, beberapa kali anggota kelompok KKN telah melakukan observasi desa. Diantaranya, observasi di Dusun Krajan, Sengon, Sumber Waluh, dan Sumber Bendo yang akhirnya menjadi tempat tinggal anggota kelompok KKN 44.
“Kemudian kami melakukan silaturahmi kepada warga dan perangkat desa guna menggali lebih dalam apa yang menjadi kebutuhan Desa Pringgodani,” jelasnya.
Rina melanjutkan, berdasarkan hasil diskusi dengan pihak RT, tokoh masyarakat dan juga tokoh agama, kelompok mahasiswa mendapat dukungan untuk membersihkan sumber dan membuat mural guna mempercantik Sumber Tirta Hening di RT 21 RW 03 desa setempat.
Program tersebut, kata dia merupakan salah satu program unggulan kelompok KKN 44 UMM. Apalagi, berdasarkan hasil observasi dan pemetaan, Mahasiswa mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa di desa Pringgodani masih cukup sulit untuk mengakses sumber daya air.
Padahal, di lokasi tempat tinggal kelompok KKN 44 terdapat sumber mata air yang disebut warga sebagai Tirta Hening, sering digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.
“Seperti mandi, mencuci hingga mengairi desa lain yaitu desa Bantur,” tukasnya.
Bahkan, di area sumber seringkali digunakan sebagai tempat acara syukuran yang didukung dengan penampilan seperti kuda lumping setiap bulan suro.
Akan tetapi, saat mahasiswa melihat sumber tempat warga bergantung tersebut dinilai masih kurang terawat dengan maksimal.
“Dinding sudah berlumut, sampah dedaunan di aliran air, serta di area halaman,” bebernya.

Karenanya, pada hari keempat kelompok KKN 44 segera melakukan langkah kongkret membenahi tempat sumber mata air tersebut. Niat baik mahasiswa itu disambut positif oleh warga Pringgodani.
Kini, sumber Air Tirta Hening sudah terlihat terang dan lebih cantik. Ia menceritakan, sebelumnya jalan di sekitar sumber gelap gulita, tidak ada penerangan, tetapi sekarang sudah tersedia lampu, tersedia kotak sampah, ditambah dinding yang bersih dan berwarna-warni.
“Ini hasil mural teman-teman kelompok KKN 44,” urai Rina sembari menunjukkan lokasi sumber mata air.
Harapannya, kedepan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus menjaga dan merawat lingkungan, kebersihan, menjaga tradisi gotong royong, dan tempat tersebut sebagai salah satu tempat yang dapat digunakan baik untuk berkumpulnya kawula muda, penyelenggaraan even, dan sejumlah kegiatan warga lainnya.
“Sehingga keberadaan kami di Desa Pringgodani bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat,” tambahnya. (js1)