Javasatu,Malang- Menyembuhkan pasien yang terkena serangan ilmu hitam (santet) tidak serta merta bebas dari serangan lawan. Gus Idris. Pria 30 tahun pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Thoriqul Jannah di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, mengisahkan dirinya berjuang melawan jin bukan dari dalam negeri saja tapi jin yang berasal dari Malaysia, Singapura, Hongkong hingga Timur Tengah.
Menurut pria ramah berberkacamata itu, khodam jin yang paling kuat selama ini adalah dari Timur Tengah. Terutama, Jin Laut Merah.
“Jin laut merah ini sangat kuat dan liar. Tidak mudah menyembuhkan seseorang yang raganya sudah dikuasai jin Timur Tengah ini. Ada amalan dan asma khusus yang harus kita kuasai” jelasnya.
Cerita Sebelumnya:
Tak jarang usai penyembuhan pasien non medis atas ulah mahkluk astral, serangan datang kepada dirinya dan keluarganya.
“Mereka ini (Para Dukun), tahu betul kelemahan kita. Kita diserang itu hampir sering. Kadang yang kena keluarga. Tapi Alhamdulillah, kami bisa membentenginya. Bahkan ada dukun yang menyaru pasien ke rumah, sambil membawa tanah kuburan. Itu pernah juga. Tapi selama tidak membahayakan kami ya kita biarkan saja” ujar Gus Idris.
Gus Idris juga mengisahkan lagi, pertarungan untuk proses penyembuhan yang sangat menyusahkan, adalah ketika melawan ribuan jin. Saat di Pasuruan, Gus Idris bahkan harus bertempur dengan ratusan jin yang salah satu diantara mereka, tentara dari rajanya jin yakni Dajjal.
“Satu pasien kami sewaktu di Pasuruan, mempelajari amalan-amalan dari internet. Karena tak kuat, khodam jin yang masuk salah satunya adalah tentaranya Dajjal. Tipikal jin dari pasukan Dajjal ini melukai dan membunuh. Mereka tahu dimana ada benda besi, langsung disambar dan coba ditusukkan. Mediator kami sampai merayap ke dinding” kenang Gus Idris.
Karakteristik santet yang hinggap ditubuh seseorang, lanjut Gus Idris, punya tingkatan berbeda ketika proses penyembuhan dilakukan.
“Kalau khodam yang masuk jumlahnya sedikit, proses penyembuhannya mungkin cukup cepat. Namun ada juga yang sampai berminggu-minggu. Kalau sudah seperti itu, biasanya jumlah khodamnya sangat banyak. Bisa mencapai ribuan” beber Gus Idris.
Saat ini ada pasien dalam pengawasan dan penyembuhan Gus Idris, dua orang perempuan. Satu orang berasal dari Kalimantan. Satu orang lagi dari Pulau Madura.
Kondisi perempuan asal Kalimantan ini, perutnya membesar. Sudah lebih dari satu bulan ia harus menginap di surau dikomplek Ponpes Thoriqul Jannah.
“Pertama kali dia datang perutnya sangat besar. Sudah satu bulan disini. Kami harus menangani secara bertahap. Karena jumlah khodam atau jin yang masuk dalam raganya, lebih dari seribu jin. Kita hilangkan khodamnya secara perlahan” ucapnya.
Untuk mempermudah proses penyembuhan, Gus Idris membutuhkan mediator yang diambil dari para santrinya. Termasuk para dukun yang sudah bertobat.
“Mediator yang kita siapkan untuk melawan para khodam ini kita cek kesehatannya. Tidak boleh ada mediator yang punya riwayat sakit seperti jantung. Karena resiko seorang mediator sangat tinggi. Bisa jebol jantung dan organ tubuhnya apabila tidak siap menerima serangan gaib” pungkas Gus Idris. (Agb/Arf) (bersambung)
Comments 1