JAVASATU.COM-MAGELANG- Dalam rangka Desk Evaluasion Virtual Pembangunan Zona Integritas (ZI), Gubernur Akademi Militer (Akmil) Mayjen TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.I.P., M.M memaparkan hasil pembangunan ZI Akmil menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) kepada Pejabat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Republik Indonesia, Senin (19/9/2022) bertempat di Ruang Oerip Soemohardjo.

”Akademi Militer merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Militer yang mencetak para pemimpin bangsa di setiap tahunnya untuk menjaga kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia dengan dua keahlian, yaitu sebagai Perwira Kecabangan dan sebagai Perwira Akademis yang berkualifikasi Diploma IV Pertahanan” terang Mayjen TNI Legowo W.R. Jatmiko.
Mayjen TNI Legowo menerangkan, sejak tahun 2011 Akmil telah mereformasi implementasi sistem pendidikannya, yaitu selain menganut Tri Pola Dasar sebagai pola pembinaaan dan penilaian yang berlaku di kemiliteran. Akmil juga menganut Tri Dharma perguruan tinggi sebagai salah satu konsekuensi bernaung dibawah DIKTI.
“Sehingga sesuai dengan motto Akmil sebagai center of excellence, hingga saat ini Akmil terus meningkatkan kemampuan Gadik (Dosen maupun Gumil/Instruktur) serta para Taruna selaku peserta didik untuk mampu mengoptimalkan perpaduan kedua sistem tersebut” jelasnya.
Diungkapkan, beberapa Alumni Akademi Militer yang mampu berkiprah serta memberikan kontribusi nyata kepada NKRI, diantaranya adalah Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal TNI (Purn) Hendro Priyono sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen TNI (Purn) Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI.
Nilai strategis Akademi Militer adalah sebagai Lembaga Pendidikan pencetak pemimpin muda di lingkungan TNI-AD & TNI serta pemerintahan yang mampu mengambil keputusan pada tingkat taktis, operasional dan strategis demi kepentingan bangsa dan negara serta menjamin keutuhan dan kedaulatan NKRI.
“Perwira muda tersebut nantinya akan ditugaskan tersebar di seluruh wilayah NKRI, berbaur dengan masyarakat untuk ditempa sesuai kearifan lokal namun tetap mengamalkan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI” ujarnya.
Akmil satu-satunya Lemdik di TNI AD yang sudah berakreditasi A yang tidak dimiliki oleh Lemdik lainnya di lingkungan TNI AD. Keberadaan Sarpras yang sangat lengkap mulai dari kepentingan Latihan militer, umum maupun ilmu keprodian. Juga keberadaan museum sebagai cerminan perjalanan masa keberadaan Akmil sebagai pembelajaran Taruna maupun masyarakat umum. Saat ini sedang tahap Revitalisasi Digital.
“Pencanangan pembangunan ZI telah dilaksanakan pada tahun 2018 dengan mengundang instansi luar serta telah dipublikasikan. Seperti ketentuan yang diberlakukan, maka Akademi Militer secara berkesinambungan memberikan kesempatan untuk penandatanganan Pakta Integritas kepada personel yang memasuki lingkungan kerja Akademi Militer” urainya.
Penandatanganan tersebut, dikatakan, difasilitasi oleh staf personalia di Direktorat Umum sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada publik organik akademi militer.
Berangkat atas dasar komitmen Akmil untuk mewujudkan pelayanan prima kepada Taruna serta peningkatan kinerja, diungkapkan, maka Akmil membuat Taruna Integrated Service (TIE). Inovasi digital ini sebagai pintu utama untuk masuk ke berbagai fitur terkait pelayanan kepada Taruna maupun pelaksanaan administrasi perkantoran.
“Dalam hal ini fungsi keprodian, penjaminan mutu, pengawasan, personalia, fungsi unit khusus (Psikologi, Kesehatan dan Jasmani), penyampaian informasi, pembelajaran digital dan lain sebagainya. Layanan tersebut diantaranya: E-learning, Penilaian Kinerja Individu, Psi-Care, Layanan Berobat, Layanan Jasmani, E-library, Sosial Media, Radio Tidar, Aplikasi Penunjang LPM, Open Journal System, Pengaduan Public, Survey serta PPID dan lain lain” pungkasnya. (*)