JAVASATU.COM-MALANG- Saat melakukan panen raya di Dusun Tanjung Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, memamerkan dua varietas padi unggul yang bisa menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan padi biasa.
Adalah padi Hibrida Brangbiji dan padi Inbrida Varietas Inpari 32, yang di gadang-gadang sebagai varietas unggul dengan hasil panen yang memuaskan. Dan itu dibuktikan dan ditanam oleh Kelompok Tani (Poktan) Morodadi Kecamtan Singosari.
“Padi ini mampu menghasilkan 25 anakan per rumpun dengan jumlah butir sebanyak 350 butir per malai, jika dalam kondisi optimal, produksi padi hibrida ini sejatinya bisa mencapai 14,8-15 ton/hektar,” ucapnya, Kamis (7/4/2022).
Khofifah menyebut, pada perubahan iklim, produksi padi hibrida sangat terpengaruh dengan cuaca dan hama seperti tikus dan burung.
“Berbeda dengan Padi Inbrida Varietas Inpari 32 yang memiliki keunggulan dengan rata-rata produksi 11,9 ton/hektar. Padi inbrida Inpari 32 ini mampu menghasilkan anakan produktif 32 anakan per rumpun, dengan jumlah butir sebanyak 190 butir per malai,” jelasnya.
Untuk itu, tambah Khofifah, dengan adanya Panen Raya Padi milik Poktan Morodadi Dusun Tanjung, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, menjadi bukti, untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kini menjadi isu dunia ini menjadi komitmen dan keseriusan Pemprov Jatim.
“Ketersediaan beras menjadi bagian yang sangat penting yang harus disiapkan. Ketika ketahanan pangan menjadi isu dunia dan masyarakat Indonesia bahan pangan pokoknya adalah beras, maka ketersediaan serta ketercukupan menjadi hal yang sangat penting,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Malang, HM Sanusi menyebutkan, dua varietas unggul itu merupakan bantuan dari pemerintah sangat cocok di tanam di Kabupaten Malang.
“Batuan dari pemerintah itu yang cocok. Ada lagi Ciherang itu cocok ketika musim hujan, dan kalau optimal itu pernah mencapai 14,8 ton/hektare. Tapi, kalau Brangbiji ini hanya 7 ton/hektare,” akunya.
Sedangkan, tambah Sanusi, verietas Inpari 32 ini bisa menghasilkan produksi mencapai 12 ton/hektare, itulah yang harus dikembnlangkan.
“Kita juga melakukan uji coba dengan menggunakan pupuk organik, agar menjadi beras yang baik, selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dengan varietas unggul dan produktivitas tinggi yang nantinya akan kami kembangkan lagi,” pungkasnya. (Agb/Nuh)