JAVASATU-MALANG- Ibu Kota Kabupaten Malang, Kepanjen dikepung banjir akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama. Tak hanya di wilayah Ibu Kotanya saja, rupanya Kabupaten Malang seakan tidak siap menghadapi musim penghujan. Itu dibuktikan beberapa kecamatan seperti Kecamatan Wonosari di Desa Plandi, Sumberpucung Desa Karangkates, Ngantang, dan Kecamatan Kepanjen di jalan Metro terjadi musibah tanah longsor akibat guyuran hujan lebat yang terjadi setiap hari.
Namun bisa juga bukan alasan kesiapan pemerintah Kabupaten Malang menghadapi musim penghujan. Karena Pemkab Malang disibukan dengan urusan pandemi Covid-19 yang memang harus didahulukan penangannya.
Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah Kecamatan Kepanjen, karena telah menjadi Ibu Kota Kabupaten Malang. Dan sudah semestinya wilayah itu terlepas dari bencana tanah longsor dan hanjir.
Diketahui ada beberapa titik di Kepanjen terjadi banjir, seperti simpang empat Kepanjen, Jembatan Metro, Desa Panggungrejo, Dilem, Sukoraharjo dan kemungkinan ada di beberapa titik lainnya.
Hal tersebut disinyalir juga diakibatkan fenomena La Nina. Dimana dalam beberapa kali waktu hujan turun dengan intensitas tinggi.
Bahkan, jembatan Metro (jalan nasional Malang-Blitar) sempat ditutup karena pertimbangan faktor keamanan. Karena seluruh badan jembatan tertutup air.
“Iya benar, kemarin itu air melimpah dari kiri kanan hingga turun di jembatan yang baru. Tapi nggak lama, sudah dibuka (jembatannya), hanya sebagai antisipasi biar tidak ada kecelakan,” ujar Camat Kepanjen, Eko Margianto, Senin (22/11/2021).
Saat ini, pihaknya bersama beberapa pihak terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang melakukan simulasi. Salah satunya dengan menutup sejumlah pintu dam.
“Hari ini kita cek beberapa dam, membuat simulasi-simulasi. Kepanjen inikan saluran irigasinya banyak, jadi kita simulasikan dengan La Nina ini, beberapa dam kita ujicoba kita tutup,” terang Eko.
Terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Malang, Didik Gatot Subroto mengatakan bahwa hal tersebut akan menjadi prioritas tahun depan untuk mengatasi banjir.
“Itu nanti akan kita siapkan sudetan. Ada beberapa yang akan disiapkan (jaringan) tersier. Karena antara hulu dan hilirnya lebih lebar hulunya. Jadi pada saat hujan dengan intensitas tinggi, saluran yang di hilir tidak mampu menampung. Karena mengerucut ada penyempitan. Hal itu menyebabkan air jadi meluber, makanya nanti akan dilakukan sudetan,” ujar Didik.
Dirinya juga telah mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak DPKPCK dan Dinas Pekerjaan Umum (DPUSDA) Kabupaten Malang agar bisa diusulkan dalam tahun anggaran 2022.
“Sudah kami minta untuk diusulkan. Jadi tahun 2022 bisa rampung,” pungkas Didik. (Agb/Saf)
Comments 12