JAVASATU.COM- Rencana pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI Prabowo Subianto telah direncanakan sejak beberapa bulan lalu melalui komunikasi intensif antara kader PDI Perjuangan dan Gerindra.
Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, Ahmad Basarah, sinyal kesediaan Megawati untuk bertemu Prabowo disampaikan pada 17 Oktober 2024 melalui pesan yang disampaikan kepada Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen.
“Salah satu pesan Bu Mega yang saya sampaikan kepada Pak Muzani adalah bahwa beliau bersedia bertemu Pak Prabowo setelah penyusunan dan pelantikan kabinetnya selesai,” ujar Basarah, Rabu (15/1/2025).
Ia menegaskan pertemuan tersebut tidak berkaitan dengan pembagian kursi kabinet, melainkan murni didasarkan pada hubungan baik yang telah terjalin lama antara Megawati dan Prabowo.
“Bu Mega menekankan bahwa ia dan Pak Prabowo tidak pernah memiliki masalah dan tetap bersahabat baik sejak dulu,” tambahnya.
Lanjut Basarah, selain faktor persahabatan, isu pemulihan nama baik Bung Karno disebut menjadi salah satu pendorong utama pertemuan ini. Pada 30 September 2024, dalam pertemuan antara Pimpinan MPR dan Prabowo, Basarah melaporkan permohonan tindak lanjut untuk mencabut TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 terkait Bung Karno.
“Pak Prabowo merespons positif dan menyatakan bahwa pemulihan nama baik Bung Karno akan menjadi prioritas setelah ia menjabat sebagai Presiden. Bahkan, beliau menyebut dirinya sebagai pengagum dan pencinta Bung Karno,” ungkap Basarah.
Hal ini juga dikonfirmasi melalui pidato Megawati pada HUT ke-52 PDI Perjuangan, di mana ia menyampaikan apresiasinya terhadap sikap Prabowo tersebut.
Di luar isu Bung Karno, Megawati juga ingin membahas berbagai tantangan global seperti krisis lingkungan, pangan, dan geopolitik yang berpotensi memengaruhi Indonesia.
“Saya yakin jika pertemuan ini terjadi, Bu Mega dan Presiden Prabowo akan membahas masa depan Indonesia secara mendalam,” pungkas Basarah.
Pertemuan dua tokoh ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan bangsa, mengingat keduanya memiliki visi besar untuk Indonesia. (Agb/Arf)