JAVASATU.COM-GRESIK- Tak ingin nyawa kembali melayang di rel, PT KAI Daop 8 Surabaya bersama sejumlah pemangku kepentingan resmi menutup perlintasan sebidang JPL 11 yang jadi lokasi kecelakaan maut antara KA Commuter Line Jenggala dan truk bermuatan kayu, Selasa (8/4/2025).

Penutupan dilakukan di KM 7+639 antara Stasiun Indro dan Kandangan, Kabupaten Gresik, lokasi di mana asisten masinis Abdillah Ramdan gugur dalam tugas, tertemper truk yang menerobos rel.
“Ini bukan hanya penutupan jalan, ini upaya serius menyelamatkan nyawa. Perlintasan sebidang tanpa pengamanan memadai adalah bom waktu,” tegas Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, Rabu (9/4/2025).
Penutupan dilakukan secara permanen dengan pembongkaran badan jalan dan pemasangan patok penghalang. Keputusan ini diambil setelah evaluasi lintas sektor, yang melibatkan Dishub Gresik, Balai Teknik Perkeretaapian, Polsek-Koramil Kebomas, serta Kelurahan Tenggulunan.
Perlintasan JPL 11 berada di kawasan permukiman padat dan dekat zona industri, kombinasi mematikan yang membuat lokasi ini rawan kecelakaan fatal.
“Jalur ini sempit, padat, dan pengawasan minim. Risiko terlalu tinggi jika dibiarkan terbuka,” lanjut Luqman.
KAI menegaskan, penutupan ini bukan akhir. Mereka akan terus menghapus perlintasan liar dan berisiko di seluruh wilayah operasinya. Kecelakaan seperti di Gresik dianggap cukup menjadi alarm keras.
“Kami tidak ingin ada korban berikutnya hanya karena kelalaian di perlintasan. Disiplin berlalu lintas itu bukan pilihan, itu harga mati,” tandas Luqman.
KAI juga menyerukan agar masyarakat tidak hanya mengandalkan rambu atau palang, tetapi benar-benar mematuhi prosedur keselamatan.
“Berhenti. Lihat. Dengar. Lalu lintas rel bukan untuk disepelekan,” tutupnya. (Bas/Saf)