JAVASATU.COM-MALANG- Kehadiran Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Malang yang hanya kurang dari 10 jam setelah terjadinya musibah kubro (besar) di Stadion Kanjuruhan Malang, memberi ketenangan Aremania. Mantan Rektor UMM itu memang bukan orang asing bagi Arema.

“Kalangan Aremania, khususnya para korban, merasakan betul empati dari Pak Muhadjir. Karena Aremania gelisah dan merasa terpukul. Betapa tidak, sudah menjadi korban, tapi masih dituduh yang bukan-bukan, seperti brutal, jadi pemantik kerusuhan,” kata Sudarmaji, Media Officer Arema FC, Senin (3/10/2022).
Selama di Malang, Muhadjir membesuk korban di rumah sakit, meninjau Stadion Kanjuruhan pasca-insiden, dan memimpin rapat bersama Kapolri, Gubernur Jatim, Menpora, bupati dan Ketua Umum PSSI, di pendopo Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) malam. Praktis sejak pagi sampai malam hari Muhadjir mengurusi musibah kubro Stadion Kanjuruhan.
Seperti diberitakan, musibah kubro pada Sabtu (1/10/2022) malam, menelan korban 125 nyawa, ratusan luka-luka, dan belasan mobil rusak. Pihak berwajib masih investigasi penyebab musibah. Tapi netizen cenderung menganggap tembakan gas air mata aparat yang menyebabkan penonton di tribun utara, timur dan selatan, jadi panik dan berebut keluar, hingga chaos. Saat itulah penonton berjatuhan dan terinjak-injak.
Menurut Sudarmaji, Presiden Jokowi telah mengutus orang yang sangat tepat untuk menangani musibah kubro ini.
“Kehadiran Pak Muhadjir adalah kehadiran negara di saat rakyat tertimpa musibah, itu benar-benar bisa dirasakan. Pak Muhadjir itu paham kultur Arema. Bukan hanya paham secara akademis, tetapi juga realitas,” katanya.
Selama ini Muhadjir memang dekat dengan Arema. Dia tinggal di Malang sejak pertengahan dekade 1970. Saat menjadi Pembantu Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dia memiliki tim sepak bola berintikan pemain-pemain Arema. Tim itulah yang mengangkat nama UMM, karena sukses menjadi juara nasional kompetisi antarperguruan tinggi.
Dia juga dekat dengan salah satu pendiri klub Arema, Ebes Soegiyono. Saat Soegiyono menjabat Wali Kota Malang, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang yang dipimpin Muhadjir mendapat kepercayaan menyusun konsep pembangunan Kota Malang yang terkenal dengan tagline “Tribina Cita Kota Malang”, yaitu Malang kota pendidikan, industri dan pariwisata.
Ia juga dekat dengan sahabat Arema, mantan Walikota Batu Edy Rumpoko, termasuk Wali Kota Malang saat ini, Sutiaji yang juga mahasiswanya di UMM.
Darmaji juga mencontohkan, Muhadjir langsung menegaskan bahwa biaya perawatan korban ditanggung pemerintah. Yang meninggal mendapat santunan. Tentu statemen yang sangat menenangkan korban dan keluarga. Mereka bingung bagaimana pembiayaannya. Maklum banyak korban dari keluarga sederhana.
“Penegasan Pak Muhadjir bahwa musibah ini akan diusut tuntas juga memberi harapan, masalahnya jelas, sehingga Aremania tidak disudutkan dengan tuduhan-tuduhan tanpa dasar,” tambah Sudarmaji. (Rzl-Notulanews.com)