Javasatu,Batu- Dampak Covid-19 sangat terasa di kalangan petani mawar Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Hal itu kian terasa, saat para petani gagal memenuhi permintaan pasar jelang Hari Valentine.
Biasanya, momen valentine menjadi momen para petani mawar untuk meningkatkan omset. Karena, saat itu para petani bisa mendapat permintaan pasar tiga hingga empat kali lipat dibandingkan bulan-bulan normal.

Kegagalan dalam memenuhi permintaan pasar tersebut akibat tidak siapnya hasil produksi untuk memenuhi pasar. Hal itu karena anjloknya permintaan pasar di masa awal pandemi Covid-19 yang menyebabkan para petani menelantarkan lahannya.
“Ya..permintaan banyak, tapi produksinya turun. Soalnya banyak yang tidak merawat lahannya. Bahkan diganti dengan tanaman lain,” Arlikha, petani mawar menjelaskan.

Tidak hanya itu, curah hujan tinggi menekan hasil panen menjadi lebih sedikit. Padahal jumlah spesies mawar yang ditanam para petani mencapai 100 jenis.
Beberapa lahan bahkan berganti fungsi, tidak lagi sebagai lahan mawar namun diganti menjadi lahan tanaman lainnya. Sehingga tidak ada alokasi lahan mawar sebagai persiapan panen mawar untuk permintaan valentine.

Dengan daya produksi saat ini, Arlikha Ridwan, hanya bisa memenuhi empat tempat saja. Padahal sebelumnya daya produksi bisa memenuhi hingga 12 tempat.
Secara perhitungan, Arlikha menyatakan bahwa kemerosotan yang ia alami sebesar 60 persen akibat pandemi Covid-19. (Wul/Krs)