JAVASATU.COM- Warga Dusun Boro, Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang menggelar musyawarah dusun (musdus) pada Sabtu (3/8/2019) malam. Agenda ini digelar untuk menjaring aspirasi warga menjelang penyusunan rencana pembangunan desa tahun 2020.

Musyawarah dihadiri oleh Pj Kepala Desa, perangkat desa, BPD, LPMD, Linmas, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Karang Taruna, Ketua RT-RW setempat, serta Kepala Desa terpilih, Ahmad Junaedi.
“Musdus ini bagian dari rangkaian penjaringan aspirasi. Sebelumnya sudah dilakukan di Dusun Krajan dan Sanan,” ujar Sekretaris Desa saat membuka acara.
Pj Kepala Desa, Wawan Sudarmono, menyampaikan bahwa forum ini juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi usulan kegiatan tahun 2018 yang belum terealisasi hingga 2019.
“Kita evaluasi usulan kegiatan prioritas yang belum berjalan, termasuk pembangunan yang dananya bersumber dari APBDes 2019. Sekaligus menyerap usulan pembangunan untuk tahun 2020,” tegas Wawan.
Banyak Proyek Fisik Belum Disetujui
Data Pemdes Watugede menunjukkan sejumlah usulan pembangunan fisik yang diajukan sejak 2018 belum mendapatkan persetujuan dari Pemkab Malang. Di antaranya pembangunan jembatan, pemasangan penerangan jalan umum (PJU), drainase, pavingisasi, dan plat duicker.
Menanggapi hal itu, Kades terpilih Ahmad Junaedi meminta warga memastikan kejelasan status lahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan.
“Masih banyak pembangunan, khususnya pavingisasi, yang berdiri di atas tanah milik pribadi. Harus ada surat penyerahan ke desa supaya legal,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar Pemdes menjalin kerja sama dengan pengembang perumahan dan pengusaha tebu yang berada di sekitar wilayah desa.
“Untuk PJU, bisa dikomunikasikan dengan pihak pengembang. Dana desa sebaiknya digunakan untuk sumur bor seperti di Griya Nagari,” tambahnya.
Program 1.000 Mawar Menunggu Pencairan
Dalam forum itu, Junaedi juga menyinggung soal program Penanaman 1.000 Mawar di Perumahan Banjararum View. Ia memastikan anggarannya segera cair.
“Anggaran tinggal menunggu pencairan. Kalau ada konsep kreatif dari warga, monggo. Warga perumahan kan hanya bisa usulkan pembangunan non fisik. Ke depan, pembangunan jangan monoton, harus kreatif dan inovatif,” jelasnya.
Hasil dari musyawarah dusun ini akan dibawa ke Musrenbangdes dan dijadikan rujukan dalam penyusunan prioritas pembangunan tahun 2020.
Pemerintah Desa berharap pembangunan ke depan bisa merata, baik untuk warga kampung maupun warga perumahan. (Nuh/Jup)