email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 20 November 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Kapan Indonesia dan Asia Tenggara Mendapatkan Nobel Sastra?

by Redaksi Javasatu
9 Oktober 2022

Kapan Indonesia dan Asia Tenggara Mendapatkan Nobel Sastra?

Oleh: Denny JA

Tahun ini, 2022, baru saja panitia Nobel memilih sastrawan Perancis, Annie Ernaux mendapatkan Nobel Sastra. Kapankah sastrawan Indonesia, bahkan Asia Tenggara, mendapatkan hadiah Nobel itu?

Sejak hadiah itu pertama kali diberikan di tahun 1901, 121 tahun lalu, tak pernah sekalipun sastrawan Indonesia, dan Asia Tenggara menerimanya.

Terlepas dari aneka kontroversi, hadiah Nobel Sastra tetap penting untuk mendinamisasi dunia sastra sebuah bangsa.

Mimpi agar ada warga negara Indonesia, atau Asia Tenggara suatu saat memperolehnya, itu mimpi yang sehat, untuk mutu sastra.

Banyak kasus sastrawan itu dinominasikan berkali- kali untuk nobel sastra.

Robert Frost, penyair terkenal dan berpengaruh itu, bahkan sudah dinominasikan Nobel sastra hingga 31 kali. Ini nominasi paling banyak dalam sejarah. Namun tetap saja Frost tak pernah mendapatkan Nobel Sastra.

BacaJuga :

OPINI: Pahlawan Dulu Melawan Penjajahan, Pahlawan Kini Melawan Keadaan

OPINI: Reformasi Fiskal Digital dan Transparansi Keuangan Publik

William Buttler Yeats dinominasikan nobel sastra tujuh kali (1902, 1914, 1915, 1918, 1921, 1922, 1923). Ia mendapatkan nobel sastra pada pencalonannya yang ketujuh (1)

Karena itu pula, saya pribadi menyambut gembira ketika panitia nobel Swedia mengundang komunitas puisi esai untuk ikut mencalonkan pemenang Nobel Sastra dari Indonesia di tahun 2021.

Ketika para penyair komunitas puisi esai bertemu dari Aceh hingga Sulawesi Utara di awal tahun 2022, semua mereka bersama melihat surat fisik undangan dari panitia nobel Swedia itu.

Ketika saya yang dicalonkan oleh komunitas puisi esai untuk nobel sastra itu, saya menyambutnya dengan lebih gembira lagi.

Itu bukan karena saya yakin akan menang, tapi ini cara mendinamisasi sastra Indonesia ke tingkat internasional.

Bahkan saya pun tak keberatan dinominasikan berkali- kali hingga 31 kali seperti Robert Frost, namun tak pernah menang sekalipun. Atau dinominasikan 7 kali seperti WB Yeats dan baru menang untuk nominasi yang ketujuh.

Juga dengan gembira mendorong sastrawan Indonesia dan Asia Tenggara lain untuk ditampilkan.

Sekali lagi, nominasi itu disambut gembira karena meyakini ia memberi efek bagi dinamisasi sastra sebuah bangsa.


Media Guardian, di tahun 2010, mengumpulkan para ahli sastra. Mereka berdiskusi siapakah novelis terbesar sepanjang masa?

Siapakah penulis yang tak hanya tinggi pencapaian estetik nya, tapi juga karyanya dibaca sangat luas dan berpengaruh? (2)

Para ahli bersepakat dengan satu nama: Leo Tolstoy (1828-1910).

Pengaruh Tolstoy tak hanya di dunia sastra, terutama genre historical fiction. Gaya hidupnya yang non- kekerasan bahkan mempengaruhi Mahatma Gandhi, Martin Luther King, dan banyak lagi.

Tapi Tolstoy tak pernah menerima hadiah Nobel Sastra. Tolstoy memang pernah dicalonkan di tahun 1902, 1903, 1904, 1905, hingga 1906. Tapi ia diabaikan oleh panitia Nobel Sastra.

Tak ada yang salah di sini. Fakta ini menunjukan satu soal saja: subyektivitas panitia Nobel Sastra dan soal selera sastra.

Yang menang Nobel sastra memang belum tentu yang terbaik, atau yang paling berpengaruh.

Yang menang adalah mereka yang sesuai dengan selera juri panitia Nobel Sastra.

Tapi tetap saja, hadiah Nobel sastra itu penting, dihormati, dan tak perlu digugat pilihannya.

Hadiah Nobel Sastra itu baik untuk mendinamisasi sastra sebuah bangsa, terutama Indonesia dan Asia Tenggara, yang belum pernah memperolehnya.(***)


Minggu 9 Oktober 2022, dikirim oleh: Akaha Taufan Aminudin, Koordinator Persatuan Penulis Indonesia Satupena Jawa Timur.

Akaha Taufan Aminudin. (Foto: Istimewa)

Sekretariat Satupena Jawa Timur: Jalan Abdul Jalil 2 Sisir Kota Batu Wisata Sastra Budaya.

(Foto: Istimewa)

CATATAN:
1. Robert Frost pernah dicalonkan nobel sastra hingga 31 kali
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Robert_Frost
2. Leo Tolstoy dianggap novelis terbesar sepanjang sejarah, namun tak pernah memperoleh Nobel Sastra.
https://amp.theguardian.com/global/2010/jan/06/leo-tolstoy-greatest-writer

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Akaha Taufan AminudinDenny JASatupenaSatupena Jatim

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Sineas se-Indonesia Ramaikan Festival Film Pendek MUI Gresik, Vote di Instagram

Polisi Malang Jadi “Super Hero”, Edukasi Lalu Lintas di Simpang Empat Kepanjen

Erupsi Semeru, Sejumlah Rumah di Dusun Sumbersari Kamar A Rusak Parah

Pengamat Nasky Puji BNN Tangkap 1.259 Pelaku Narkoba di Seluruh Indonesia

Gunung Semeru Naik Level IV Awas, PVMBG Imbau Warga Jauhi Radius Bahaya

Kota Malang Raih Juara II E-Purchasing Awards 2025, Transaksi Jatim Bejo Tembus Rp35 Miliar

Erupsi Semeru, Polres Malang Tutup Total Jalur Ampelgading Malang-Lumajang

Wilayah Malang Masih Aman, BPBD Pastikan Tak Ada Dampak Erupsi Semeru

Orientasi TPK 2025 Digelar, Kota Kediri Genjot Penurunan Stunting 17,6 Persen

Verifikasi Lapangan Sah, Tapi Ganti Rugi Lahan 7 Warga Pujon Masih Remang-Remang

Prev Next

POPULER HARI INI

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Warga Mulai Mengungsi

Verifikasi Lapangan Sah, Tapi Ganti Rugi Lahan 7 Warga Pujon Masih Remang-Remang

Erupsi Semeru, Sejumlah Rumah di Dusun Sumbersari Kamar A Rusak Parah

Awan Panas Semeru Capai Jembatan Gladak Perak

Wilayah Malang Masih Aman, BPBD Pastikan Tak Ada Dampak Erupsi Semeru

BERITA LAINNYA

Erupsi Semeru, Sejumlah Rumah di Dusun Sumbersari Kamar A Rusak Parah

Pengamat Nasky Puji BNN Tangkap 1.259 Pelaku Narkoba di Seluruh Indonesia

Gunung Semeru Naik Level IV Awas, PVMBG Imbau Warga Jauhi Radius Bahaya

Kota Malang Raih Juara II E-Purchasing Awards 2025, Transaksi Jatim Bejo Tembus Rp35 Miliar

Orientasi TPK 2025 Digelar, Kota Kediri Genjot Penurunan Stunting 17,6 Persen

Awan Panas Semeru Capai Jembatan Gladak Perak

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Warga Mulai Mengungsi

Presiden Prabowo Targetkan Semua Daerah Punya RS Setara Emirates dalam 4 Tahun

LAKSI Dukung Pendekatan Preventif dalam Operasi Zebra Tinombala 2025

Penertiban Tambang Ilegal di Bangka Tengah, Menhan: “Negara Tidak Boleh Kalah”

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Dari Kanjuruhan ke Agroindustri, Jejak Pengabdian Lusiani Ferelia yang Tak Pernah Diam

Operasi Zebra 2025 Dimulai 17 November, Pengamat Puji Fokus Humanis Kakorlantas Polri dan Penertiban Balap Liar

12 Tahun Pesona Gondanglegi, dari Karnaval Jadi Ikon Budaya

Konflik Kepemilikan SMK Turen Malang, Dua Yayasan Bertemu di Mapolsek Cari Solusi

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Warga Mulai Mengungsi

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved