Penyair Harus Jeli dan Perfeksionis
Oleh: Eko Windarto
Sebagai seorang penyair membutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam memandang masa depan serta kemampuan merangkai kata-kata dan mengungkapkan makna dalam sajak yang dipilihnya. Sejauh apapun, hal tersebut dapat membantu mereka dalam mengekspresikan diri mereka dengan lebih baik.
Menjadi seorang penyair yang baik tidak hanya tentang memiliki kemampuan menulis puisi yang mengagumkan, tetapi juga tentang mengekspresikan emosi dari dalam diri dengan cara yang indah.
Untuk menjadi penyair yang baik adalah dengan membaca puisi dari penulis-penulis yang kamu kagumi, mengamati dunia di sekitar kamu dan menulis tentang perasaanmu, serta dengan mengasah keterampilanmu dalam memilih kata-kata yang tepat dan bahasa yang indah. Pada akhirnya, menjadi seorang penyair yang baik juga memerlukan ketekunan dan dedikasi dalam mengejar passionmu dalam dunia sastra.
Untuk menjadi seorang penyair yang jeli dan berimbang dalam menatap masa depan, pertama-tama Anda harus terus memperdalam pengetahuan dan pemahaman Anda tentang keadaan saat ini dan masa depan. Carilah sumber-sumber informasi yang terpercaya dan jangan ragu untuk bertanya kepada orang-orang yang lebih berpengalaman.
Selain itu, dalam menulis puisi, penting untuk mempertimbangkan perspektif yang berbeda-beda dan tidak hanya terfokus pada satu sudut pandang saja. Cobalah untuk memasukkan pandangan orang-orang dari berbagai latar belakang dan pengalaman. Dengan cara ini, Anda akan mampu memperoleh keseimbangan dan menghasilkan puisi yang dinamis serta seimbang dalam pandangan masa depan.
Namun, meskipun menjadi seorang penyair yang jeli dan berimbang memerlukan kemampuan untuk merenungkan tentang masa depan, namun hal tersebut tidak berarti Anda harus lupa akan masa kini dan masa lalu. Alih-alih, cobalah untuk terus berhubungan dengan perasaan Anda, serta hadapi dan resapi pengalaman yang Anda alami saat ini.
NYANYIAN BUAT HANIA
Penulis: Eko Windarto
Kabut melayang di pematang
Saat daun-daun melenting
Memuisikan pucuk-pucuk padi pada warna kemuning
Pada pagi kutemukan Hania memeluk matahari
Dan pucuk-pucuk ranting bercahaya membaca makna Hari Ibu di wajahmu
Di antara deretan randu tua
Daun-daun runcing berserakan di alam terbuka
Menunjukkan bahwa senja reformasi adalah sayap-sayap Hania
Yang terus disimpan waktu
Desir angin terus bergerak dan bulir-bulir embun menetes merasuki nyanyian demokrasi di dada Hania
Seperti kabut lembut digemakan angin tanpa mengusik kerinduanku yang biru. (*)
Biodata penulis:
Eko Windarto.Penulis SATUPENA Jatim.Juara 1 Cipta Puisi Singapura 2017. Antologi puisi: Nyiur Melambai, dan Perjalanan. Menyabet juara cipta puisi di beberapa negara. Juara 1 Cipta Esai Kota Batu 2023.Karyanya beberapa kali termuat di Kliktimes.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, mbludus.com, Kawaca.com, idestra.com, educasion.com, pilarbangsa.com, negerikertas.com, literania.com, kompasiana.com dll. Menetap di Jalan Melati 25 RT 33 RW 08. Sekarputih. Pendem. Kecamatan Junrejo. Kota Batu. Jatim. Email. ekowindarto84@gmail.com. WA. 085964247913.