Wah Weh Woh dalam Struktural Ramalan Joyoboyo
Oleh: Eko Windarto – Penulis Satupena
Mengacu pada kata pengantar buku Mulat Sarira karya: Doktor Slamet Hendro Kusumo yang ditulis oleh Prof. Dr. Wahyudi Wijanarko. M. Si tentang “Meng-gayuh Roso Tentrem Melalui Titian Wah Weh Woh”, membuat penulis tergerak untuk mengulik Ramalan Joyoboyo menjadi sesuatu bagi penulis untuk lebih dalam memasukinya.
Ramalan Joyoboyo merupakan salah satu ramalan yang dianggap paling akurat di Jawa. Isi dari ramalan tersebut terdiri dari serangkaian nubuat yang membahas tentang masa depan Indonesia. Dalam ramalan tersebut, terdapat satu ungkapan yang kerap disebut oleh banyak orang yaitu “Wah Weh Woh”. Dalam bahasa Jawa, “Wah Weh Woh” dapat diartikan sebagai “Ambrasta dur hangkara” yang secara harfiah berarti “Bencana besar yang mengerikan akan segera datang”. Akan tetapi, pada lapisan makna yang lebih luas, “Wah Weh Woh” memiliki dua makna penting yang dapat diinterpretasikan.
Pertama, “Wah Weh Woh” dapat diartikan sebagai salah satu petunjuk mencolok bahwa Indonesia akan mengalami bencana besar di masa depan. Menurut ramalan Joyoboyo, bencana tersebut akan muncul sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti korupsi, persaingan politik, dan kesenjangan sosial yang semakin membesar. Meskipun Indonesia merupakan negara yang amat kuat dan kaya akan sumber daya alam, segala sesuatu akan berbalik arah di masa depan jika tidak ada perubahan di dalam sistem dan tata kelola negara. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras untuk mencegah terjadinya bencana besar yang diprediksi akan datang tersebut. Dengan bermusyawarah dan membangun kesepahaman, Indonesia dapat mengatasi masalah yang ada dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Kedua, “Wah Weh Woh” juga dapat diartikan sebagai tuntutan untuk selalu waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Meskipun ramalan Joyoboyo menegaskan bahwa bencana besar akan terjadi, hal itu tidak berarti bahwa kita harus pasrah dan menyerah pada keadaan. Sebaliknya, kita perlu mengambil langkah-langkah berani untuk mempertahankan negara kita dari ancaman dan bahaya yang mungkin muncul di masa depan. Dalam konteks ini, penting bagi para pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk memiliki komitmen yang kuat untuk membangun ketahanan nasional dan memperkuat struktur pertahanan negara. Dengan memiliki kesiapan dan kemampuan untuk menghadapi bencana dan ancaman yang muncul, Indonesia akan menjadi negara yang lebih kuat dan stabil di masa depan.
Dalam praktiknya, “Wah Weh Woh” memperlihatkan pentingnya pengaturan dan manajemen yang efektif dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat. Korupsi, persaingan politik, dan kesenjangan sosial yang semakin membesar, merupakan tiga faktor besar yang kerap kali dianggap sebagai sumber masalah dan krisis di Indonesia. Perilaku korupsi dan persaingan yang tidak sehat antara para elit politik sering menghambat perkembangan dan kemajuan negara, sementara kesenjangan sosial yang tinggi terbukti mendorong terjadinya ketidakstabilan sosial. Masalah-masalah ini, jika tidak diatasi dengan tepat, dapat memicu terjadinya bencana dan krisis di masa depan.
Dalam analisis terakhir, “Wah Weh Woh” menjadi sebuah peringatan yang cukup serius bagi masyarakat untuk hidup dalam kearifan dan berkolaborasi melalui nilai-nilai kesepahaman. Masalah-masalah ini, jika tidak diatasi dengan benar, bisa memicu terjadinya bencana dan krisis di masa depan. Oleh karena itu masyarakat harus bijak dalam memilih pemimpin, serta bekerja sama untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di Tanah Air. Dalam hal ini, para pemimpin harus meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menjamin kemakmuran penduduk serta mengurangi kesenjangan sosial. Hal ini sangat penting untuk menciptakan masa depan yang lebih stabil dan lebih cerah bagi Indonesia.
Esensi “Wah Weh Woh” dalam struktural ramalan Joyoboyo bukanlah suatu malapetaka yang akan terjadi tanpa alasan yang jelas. Malah, dengan makna ganda yang dimilikinya, “Wah Weh Woh” menjadi sebuah peringatan yang pertama, bahwa kita harus menyiapkan diri dan bekerja bersama-sama agar Indonesia dapat berkembang secara maksimal dan kedua, ketika kita tidak mampu melakukan ini, Indonesia akan mengalami bencana yang sangat besar di masa depan.
Untuk mencegah bencana besar yang diprediksi akan terjadi di masa depan, kita perlu melakukan beberapa hal. Pertama, sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kerja sama dan persatuan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, kita perlu menghargai berbagai perbedaan yang ada dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Kedua, para pemimpin Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkrit dalam memerangi korupsi dan persaingan politik yang tidak sehat. Hal ini dapat dilakukan melalui reformasi sistem politik dan tata kelola negara, serta penegakan hukum yang berkeadilan dan transparan.
Ketiga, penting bagi kita untuk mengurangi kesenjangan sosial yang semakin besar di Indonesia. Melalui program-program yang memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, kita akan dapat meredam potensi konflik dan ketidakstabilan sosial di masa depan.
Terakhir, kita perlu membangun ketahanan nasional dan meningkatkan kesiapan kita dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana dan ancaman yang mungkin terjadi di masa depan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pertahanan keamanan, pangan, sumber daya alam, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, dengan melakukan berbagai langkah-langkah ini, kita akan dapat mencegah terjadinya bencana besar yang diprediksi akan terjadi di masa depan. Lebih dari itu, kita juga akan membentuk jati diri bangsa yang lebih kuat dan harmonis serta mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah dan sejahtera. (*)