email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 16 Oktober 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Wah Weh Woh dalam Struktural Ramalan Joyoboyo

[Esai]

by Redaksi Javasatu
16 Desember 2023
Ilustrasi

Wah Weh Woh dalam Struktural Ramalan Joyoboyo

Oleh: Eko Windarto – Penulis Satupena

Mengacu pada kata pengantar buku Mulat Sarira karya: Doktor Slamet Hendro Kusumo yang ditulis oleh Prof. Dr. Wahyudi Wijanarko. M. Si tentang “Meng-gayuh Roso Tentrem Melalui Titian Wah Weh Woh”, membuat penulis tergerak untuk mengulik Ramalan Joyoboyo menjadi sesuatu bagi penulis untuk lebih dalam memasukinya.

Ramalan Joyoboyo merupakan salah satu ramalan yang dianggap paling akurat di Jawa. Isi dari ramalan tersebut terdiri dari serangkaian nubuat yang membahas tentang masa depan Indonesia. Dalam ramalan tersebut, terdapat satu ungkapan yang kerap disebut oleh banyak orang yaitu “Wah Weh Woh”. Dalam bahasa Jawa, “Wah Weh Woh” dapat diartikan sebagai “Ambrasta dur hangkara” yang secara harfiah berarti “Bencana besar yang mengerikan akan segera datang”. Akan tetapi, pada lapisan makna yang lebih luas, “Wah Weh Woh” memiliki dua makna penting yang dapat diinterpretasikan.

Pertama, “Wah Weh Woh” dapat diartikan sebagai salah satu petunjuk mencolok bahwa Indonesia akan mengalami bencana besar di masa depan. Menurut ramalan Joyoboyo, bencana tersebut akan muncul sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti korupsi, persaingan politik, dan kesenjangan sosial yang semakin membesar. Meskipun Indonesia merupakan negara yang amat kuat dan kaya akan sumber daya alam, segala sesuatu akan berbalik arah di masa depan jika tidak ada perubahan di dalam sistem dan tata kelola negara. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras untuk mencegah terjadinya bencana besar yang diprediksi akan datang tersebut. Dengan bermusyawarah dan membangun kesepahaman, Indonesia dapat mengatasi masalah yang ada dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Kedua, “Wah Weh Woh” juga dapat diartikan sebagai tuntutan untuk selalu waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan. Meskipun ramalan Joyoboyo menegaskan bahwa bencana besar akan terjadi, hal itu tidak berarti bahwa kita harus pasrah dan menyerah pada keadaan. Sebaliknya, kita perlu mengambil langkah-langkah berani untuk mempertahankan negara kita dari ancaman dan bahaya yang mungkin muncul di masa depan. Dalam konteks ini, penting bagi para pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk memiliki komitmen yang kuat untuk membangun ketahanan nasional dan memperkuat struktur pertahanan negara. Dengan memiliki kesiapan dan kemampuan untuk menghadapi bencana dan ancaman yang muncul, Indonesia akan menjadi negara yang lebih kuat dan stabil di masa depan.

ADVERTISEMENT

Dalam praktiknya, “Wah Weh Woh” memperlihatkan pentingnya pengaturan dan manajemen yang efektif dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat. Korupsi, persaingan politik, dan kesenjangan sosial yang semakin membesar, merupakan tiga faktor besar yang kerap kali dianggap sebagai sumber masalah dan krisis di Indonesia. Perilaku korupsi dan persaingan yang tidak sehat antara para elit politik sering menghambat perkembangan dan kemajuan negara, sementara kesenjangan sosial yang tinggi terbukti mendorong terjadinya ketidakstabilan sosial. Masalah-masalah ini, jika tidak diatasi dengan tepat, dapat memicu terjadinya bencana dan krisis di masa depan.

Dalam analisis terakhir, “Wah Weh Woh” menjadi sebuah peringatan yang cukup serius bagi masyarakat untuk hidup dalam kearifan dan berkolaborasi melalui nilai-nilai kesepahaman. Masalah-masalah ini, jika tidak diatasi dengan benar, bisa memicu terjadinya bencana dan krisis di masa depan. Oleh karena itu masyarakat harus bijak dalam memilih pemimpin, serta bekerja sama untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di Tanah Air. Dalam hal ini, para pemimpin harus meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menjamin kemakmuran penduduk serta mengurangi kesenjangan sosial. Hal ini sangat penting untuk menciptakan masa depan yang lebih stabil dan lebih cerah bagi Indonesia.

Esensi “Wah Weh Woh” dalam struktural ramalan Joyoboyo bukanlah suatu malapetaka yang akan terjadi tanpa alasan yang jelas. Malah, dengan makna ganda yang dimilikinya, “Wah Weh Woh” menjadi sebuah peringatan yang pertama, bahwa kita harus menyiapkan diri dan bekerja bersama-sama agar Indonesia dapat berkembang secara maksimal dan kedua, ketika kita tidak mampu melakukan ini, Indonesia akan mengalami bencana yang sangat besar di masa depan.
Untuk mencegah bencana besar yang diprediksi akan terjadi di masa depan, kita perlu melakukan beberapa hal. Pertama, sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kerja sama dan persatuan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini, kita perlu menghargai berbagai perbedaan yang ada dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

BacaJuga :

Politik Utang: Tata Kelola dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Kewajiban Negara

Pengacara adalah Dokter Hukum untuk Ketenangan Hidup Kita

Kedua, para pemimpin Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkrit dalam memerangi korupsi dan persaingan politik yang tidak sehat. Hal ini dapat dilakukan melalui reformasi sistem politik dan tata kelola negara, serta penegakan hukum yang berkeadilan dan transparan.

Ketiga, penting bagi kita untuk mengurangi kesenjangan sosial yang semakin besar di Indonesia. Melalui program-program yang memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, kita akan dapat meredam potensi konflik dan ketidakstabilan sosial di masa depan.

Terakhir, kita perlu membangun ketahanan nasional dan meningkatkan kesiapan kita dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana dan ancaman yang mungkin terjadi di masa depan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pertahanan keamanan, pangan, sumber daya alam, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, dengan melakukan berbagai langkah-langkah ini, kita akan dapat mencegah terjadinya bencana besar yang diprediksi akan terjadi di masa depan. Lebih dari itu, kita juga akan membentuk jati diri bangsa yang lebih kuat dan harmonis serta mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah dan sejahtera. (*)

Tags: Eko WindartoSatupena

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERBARU

TMMD Wonosobo, TNI dan Warga Dempel Kebut Pengecoran Jalan Beton 800 Meter

Satlantas Polres Rembang Tangkap Sopir Truk Pelaku Tabrak Lari di Jalur Pantura Lasem

ADVERTISEMENT

Hari Jadi ke-24 Kota Batu, Pemkot dan DPRD Kompak Angkat Tema “Mbatu Sae”

Kejari Kota Malang Tahan Satu Tersangka Dugaan Korupsi Aset Tanah Pemkot di Jalan Dieng

Aice Got You! Panggung Crispymu! Guncang Jakarta, Tampilkan Talenta Unik dan Banjir Keceriaan

Prev Next

POPULER HARI INI

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

Publik Apresiasi Langkah Humanis Kapolri Jaga Stabilitas Nasional, Dinilai Wujud Nyata Polri Presisi

Pabrik Pupuk PT Gresik Nusantara Fertilizer Turut Entaskan Pengangguran

Publik Dukung Kolaborasi Kapolda Metro Jaya dan Ormas Jaga Jakarta, Pengamat: Wujud Polri Presisi dan Humanis

Kejari Kota Malang Tahan Satu Tersangka Dugaan Korupsi Aset Tanah Pemkot di Jalan Dieng

BERITA LAINNYA

TMMD Wonosobo, TNI dan Warga Dempel Kebut Pengecoran Jalan Beton 800 Meter

Satlantas Polres Rembang Tangkap Sopir Truk Pelaku Tabrak Lari di Jalur Pantura Lasem

Aice Got You! Panggung Crispymu! Guncang Jakarta, Tampilkan Talenta Unik dan Banjir Keceriaan

Publik Apresiasi Langkah Humanis Kapolri Jaga Stabilitas Nasional, Dinilai Wujud Nyata Polri Presisi

Publik Dukung Kolaborasi Kapolda Metro Jaya dan Ormas Jaga Jakarta, Pengamat: Wujud Polri Presisi dan Humanis

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

Penganiayaan Siswa SMPN 28 Kota Malang, Disdikbud Diminta Bertindak

Dua Siswa SMPN 28 Kota Malang Sempat Berkelahi, Kini Sudah Berdamai

Kasus Perkelahian di SMPN 28 Kota Malang, Ketua Fraksi PKS Minta Pemkot Evaluasi Sistem Pengawasan Sekolah

Publik Dukung Langkah Humanis Kepala BNN RI Rehabilitasi Pecandu Narkoba, Nasky: War on Drugs for Humanity

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved