JAVASATU-GRESIK- Diketahui, sejumlah pelanggan air bersih PDAM/Perumda Giri Tirta di Perumahan Pondok Permata Suci (PPS) Cerme Gresik mengeluh lantaran distribusi ke rumahnya tidak lancar. Bahkan tidak keluar. Pelanggan pun terpaksa mengeluarkan anggaran tambahan untuk membeli air tangkian seharga Rp 40 ribu setiap hari. Bahkan, terkadang membeli air isi ulang kemasan galon untuk MCK. Padahal, pada masa PPKM seperti sekarang, banyak warga sangat kesulitan ekonomi.
Tak hanya itu, trpantau layanan buruk itu tentu juga merugikan para pelaku UMKM. Mereka pun terpaksa mengeluarkan biaya lebih untuk kebutuhan air. Terutama pelaku usaha yang sangat perlu air bersih seperti laundry hingga rumah makan.
‘’Sudah kehabisan kata-kata. Mau protes juga percuma. Jawabannya pasti itu-itu lagi. Pipa bocor. Yg beda hanya lokasi kebocorannya,’’ ungkap sejumlah warga PPS.
Menurut warga setempat, reaksi atas layanan PDAM Gresik tersebut juga sudah kerap disampaikan pelanggan di media sosial. Bahkan, membaca komentar-komentar netizen terbilang sangat pedas. Sebelumnya, sejumlah warga pun pernah berunjuk rasa untuk menyampaikan uneg-uneg atas layanan air bersih tersebut.
‘’Mau tanya, sebetulnya pipa PDAM itu terbuat dari apa, kok sering sekali bocor?’’ komentar seorang warganet.
Menanggapi hal itu, Dirut Perumda Giri Tirta Siti Aminatus Zariyah ketika dikonfirmasi mengakui apabila distribusi air ke arah Manyar sempat mati beberapa hari. Penyebabnya, terjadi kebocoran pipa di wilayah Desa Tambakberas, Kecamatan Cerme. Pipa bocor itu dikarenakan terkena alat berat yang sedang beroperasi di wilayah tersebut. Kabarnya, di Desa Tambakberas sedang ada pengerjaan pembuatan drainase.
Sejauh ini, lanjut dia, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) yang memiliki proyek tersebut. Dia berharap, ketika menerjunkan alat berat untuk bisa hati-hati.
“Semalam proses perbaikan sudah selesai. Seharusnya pagi ini air sudah mengalir,” ujar Risa, sapaan akrab Siti Aminatus Zariyah, Selasa (31/8/2021).
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik Syahrul Munir menyatakan, kinerja Perumda Giri Tirta sudah mendapat banyak sorotan merah sejak 2020 lalu.
“Selama itu pula tidak juga kunjung berbenah. Padahal, berbagai rekomendasi sudah kami berikan agar lebih fokus dalam sektor pelayanan. Sepertinya memang ada masalah serius dalam hal menajemen perusahaan,” paparnya.
Politikus PKB itu mencatat, dalam triwulan I tahun anggaran 2021 saja, angka kebocoran air terbilang fantastis. Yakni, mencapai 4.581.240 meter kubik. Padahal, total produksi dan distribusi air 11.465.902 meter kubik. Artinya, kebocoran lebih dari 40 persen. ‘’Tidak heran kalau para pelanggan sering mengeluh karena sudah pasti tidak terlayani dengan baik,” ucap Munir.
Baca Juga:
-
Mural 404: Not Found, Vandalisme dan Hak Berekspresi di Ruang Publik – Kliktimes.com
-
Kapolres Malang Kenalkan Aplikasi Peduli Lindungi Kepada Peserta Vaksinasi – Malangartchannel.com
Dia berharap, pemerintah segera memberikan atensi terhadap seluruh BUMD Gresik. Khususnya Perumda Giri Tirta.
“Tren dalam 2 tahun terakhir ini performa BUMD tersebut berpotensi loss pendapatan. Pada 2020 saja hanya berkontribusi sebesar 1,2 persen dari total PAD (pendapatan asli daerah),” pungkasnya. (Bas/Saf)