Javasatu,Surabaya- Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menekankan pada seluruh jajaran PT. Bank Pembangunan Daerah, Tbk (PT. Bank Jatim, Tbk) untuk mempercepat, memperluas digitalisasi keuangan.

Pola transaksi dari model konvensional ke transaksi secara digital sudah biasa dilakukan masyarakat terutama segmen milenial.
Bank Jatim memiliki sejumlah kesempatan dan peluang untuk tumbuh maju dengan percepatan dan perluasan transformasi digital. Pemanfaatan teknologi itu kunci utama bisa bersaing dengan bank-bank lain.
“Masyarakat sudah nyaman transaksi melalui smartphone. Bank yang masih bertahan konvensional tidak memiliki layanan digital dipastikan tidak akan dapat bertahan lama, terutama di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini,” kata Gubernur Khofifah, di forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020 secara hybrid di Kantor Pusat Bank Jatim, Jalan Basuki Rahmat, Senin (3/5/2021).
Selain itu, SDM di Bank Jatim juga harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup terkait penggunaan teknologi tersebut.
“Di era saat ini inovasi, dan kolaborasi semakin meluas dari konvensional pada go digital. Bahkan intech terus mengeluarkan produk baru dan berkolaborasi dengan berbagai bank termasuk Bank Jatim,” ungkapnya.
Untuk kinerja Bank Jatim pada 2020 secara umum relatif stabil, meski ada pandemi Covid-19. Dari total aset, meningkat 8,94 % dari Rp. 76,756 triliun menjadi Rp. 83,619 triliun.
Lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,08 % dari Rp. 60,546 triliun menjadi Rp. 68,468 triliun.
Termasuk dari segi Kredit yang diberikan meningkat 8,16 % dari Rp. 38,352 triliun menjadi Rp. 41,481 triliun, serta Laba bersih meningkat sebesar 8,17 % dari Rp. 1,377 triliun menjadi Rp. 1,489 triliun.
Soa indikator kesehatan perbankan, kinerja Bank Jatim tahun buku 2020 memperoleh predikat sehat.
Antara lain terlihat dari Capital Adequasy Ratio (CAR) sebesar 21,64 %, Non Performing Loan (NPL) sebesar 4,00 %, Return on Asset (ROA) sebesar 1,95 %, Return on Equity (ROE) sebesar 18,77 %, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,55 % dan Loan Deposit Ratio (LDR) sebesar 60,58 %.
Khofifah berharap Bank Jatim juga tidak sekadar profit institution saja, namun kewajiban moril menggairahkan sektor ekonomi di daerah. Termasuk turut membantu penyaluran kredit sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Dengan adanya tambahan pendanaan, maka kelompok UMKM akan menjadi lebih maju dan berkembang. Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja akan semakin besar seiring berkembangnya UMKM, sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan, dan tingkat kemiskinan lebih kecil,” terangnya.
Per Maret 2021, Bank Jatim turut berkontribusi dalam membantu penyaluran Dana Bergulir sebesar Rp. 506,676 miliar untuk 12.624 debitur dengan rincian Dana Bergulir Umum sebanyak Rp. 456,811 miliar untuk 12.442 debitur. Serta Dana Bergulir Hulu Hilir sebanyak Rp. 49,865 miliar untuk 182 debitur.
RUPS kali ini dihadiri Komisaris Utama Dr. Akhmad Sukardi, Komisaris yang juga Plh. Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Komisaris Budi Setiawan, Komisaris Independen Prof. Muhammad Mas’ud, Prof. Candra Fajri Ananda dan Rudi Purwono, Dirut Bank Jatim Busrul Iman, para Bupati/Wali Kota, Kepala OPD, dan para Direksi Bank Jatim. (Bas/Nuh)