JAVASATU.COM-GRESIK- Penanganan stunting di Kabupaten Gresik mendapat perhatian serius dari Bupati Fandi Akhmad Yani dan Ketua Tim Penggerak PKK, Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani. Mereka, bersama dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Mukhibatul Khusnah, dan Camat Benjeng, Siti Sulichah, melakukan pelacakan stunting di Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, pada Kamis (30/11/2023).

Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak-anak akibat kurangnya asupan gizi pada seribu hari pertama kehidupan, menjadi ancaman serius terhadap kualitas hidup dan kesehatan generasi penerus bangsa. Dalam upaya menanggulangi stunting, Bupati Gresik menyatakan komitmen untuk terus menurunkan angka stunting di Kabupaten Gresik, menuju target stunting 0%.
“Saya bersama Bu Wabup dan Ketua TP PKK akan terus menyuarakan tentang stunting agar makin banyak orang yang mengerti apa itu stunting. Dukungan dari dinas terkait juga tidak akan berhenti dalam memberantas stunting,” tegas Gus Yani sapaan Bupati Gresik.
Menurut Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani, temuan kasus stunting di Kabupaten Gresik melibatkan faktor ekonomi, pola asuh orang tua, mitos masyarakat, pernikahan dini, faktor lingkungan, dan penyakit bawaan.
“Faktor pertama adalah faktor ekonomi, dimana ini berkaitan erat dengan asupan gizi untuk anak. Berikutnya adalah faktor pola asuh orang tua ditambah dengan banyaknya mitos yang ada di masyarakat. Selain itu pernikahan dini juga menjadi salah satu penyebab stunting, dan yang lainnya adalah faktor lingkungan dan penyakit bawaan,” urainya.
Ia berujar, PKK terlibat aktif dalam penanggulangan stunting melalui empat Kelompok Kerja (Pokja), masing-masing fokus pada pencegahan pernikahan anak, penuntasan pendidikan, penanganan sampah, dan kegiatan penanggulangan stunting.
“Dalam PKK sendiri, penanggulangan stunting ada pada Kelompok Kerja (Pokja) 1 hingga Pokja 4. Pada Pokja 1, PKK Kabupaten Gresik berfokus pada pencegahan pernikahan anak. Sedangkan Pokja 2 berfokus pada penuntasan pendidikan lewat program JAKETKU (Kejar Paket Tuntaskan Putus Sekolah),” terangnya.
Selain pelacakan stunting, kata dia, kegiatan ini juga menjadi awal dari program pemberian makanan tambahan bagi anak-anak dan ibu hamil selama 30 hari ke depan. Diharapkan dengan langkah-langkah ini, angka stunting di Kecamatan Benjeng, yang saat ini hanya mencatat 5 kasus, tidak bertambah dan bahkan dapat mencapai 0. (Bas/Nuh)