JAVASATU.COM- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik terus menggenjot upaya penurunan angka stunting melalui kegiatan Pembinaan Posyandu dan Pelacakan Stunting di Desa Samirplapan, Kecamatan Duduksampeyan, Kamis (9/10/2025).

Kegiatan yang dipusatkan di Balai Desa Samirplapan ini menjadi bagian dari strategi Pemkab Gresik memperkuat peran posyandu sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan penanganan stunting di masyarakat.
Acara dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Gresik sekaligus Ketua Pembina Posyandu, Nurul Haromaini, Ketua GOW dr. Shinta, serta para istri Forkopimda Kabupaten Gresik.
Dalam kegiatan tersebut, rombongan meninjau Posyandu ILP (Integrasi Layanan Primer) Sedap Malam, yang menerapkan sistem lima meja pelayanan, yakni mulai dari pendaftaran, penimbangan, pengukuran, pencatatan, hingga penyuluhan. Posyandu ILP ini melayani seluruh kelompok usia, dari ibu hamil, bayi, balita, remaja, hingga lansia.
Selain pembinaan, tim juga melakukan kunjungan rumah ke balita dengan diagnosis stunting, disertai pemeriksaan kesehatan dan penjemputan menuju posyandu untuk mendapat layanan lanjutan.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan pemberian sembako dan makanan tambahan bagi keluarga sasaran.
Ketua Pembina Posyandu Kecamatan Duduksampeyan, dr. Syifa, menyampaikan bahwa wilayahnya memiliki 58 posyandu aktif dengan 360 kader, sementara Desa Samirplapan memiliki 3 posyandu dengan 20 kader.
“Berkat bimbingan, arahan, dan kolaborasi lintas sektor, angka stunting di Kecamatan Duduksampeyan kini menjadi yang terendah di Kabupaten Gresik,” ujar dr. Syifa.
Sementara itu, Ketua Pembina Posyandu Kabupaten Gresik, Nurul Haromaini, menegaskan bahwa konsep Posyandu ILP merupakan inovasi layanan kesehatan terpadu untuk memperkuat pencegahan stunting sejak dini.
“Posyandu ILP ini menyentuh semua siklus kehidupan, bukan hanya ibu dan balita. Mulai dari remaja hingga lansia, semua terintegrasi dalam satu layanan kesehatan yang berkelanjutan,” jelas Nurul.
Nurul juga mengungkapkan bahwa Pemkab Gresik akan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan posyandu di tahun mendatang.
“Pada tahun 2026, kita akan mengembangkan konsep Posyandu 6 SMP, yang melibatkan enam bidang lintas sektor: kesehatan, sosial, pendidikan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, dan ketertiban umum,” ungkapnya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi Sharing Hearing tentang Stunting bersama dr. Wiweka, spesialis anak, yang dipandu oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dr. Mukhibatul Khusnah.
Melalui pembinaan berkelanjutan ini, Pemkab Gresik optimistis bisa memperkuat peran posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat sekaligus mempercepat terwujudnya Gresik bebas stunting. (bas/arf)